SURABAYA - Pernahkah Anda menjumpai seseorang yang rela pura-pura sakit hanya untuk menarik perhatian dari orang lain? Mungkin itu adalah ganggguan kesehatan mental yang berupa Factitious disorder atau gangguan buatan.
Gangguan tersebut berupa pura-pura sakit demi meraih perhatian orang sekitar. Penderita biasanya akan bertingkah memiliki penyakit fisik atau bisa pula psikis.
BACA JUGA:
Gejala Factitious Disorder
Gejala factitious disorder dapat berkisar dari ringan hingga parah. Jika sudah parah, maka gejala disebut sindrom Munchausen. Penderita gangguan mental ini bahkan rela menjalani tes yang menyakitkan atau berisiko, seperti operasi hanya untuk mendapatkan simpati orang lain.
Ini terjadi karena mereka sulit mengontrol emosi, sehingga menyebabkan pasien melukai diri sendiri agar terus menghasilkan lebih banyak gejala. Akibatnya, mereka menjalani prosedur dan operasi yang tidak perlu.
Melansir Mayo Clinic, Rabu 20 April, tanda dan gejala factitious disorder terdiri dari;
- Memiliki pengetahuan luas tentang istilah dan penyakit medis
- Gejala sakit yang tidak jelas atau tidak konsisten
- Rela menyakiti diri sendiri untuk tetap terlihat sakit
- Sering gonta ganti rumah sakit ataupun dokter
- Enggan mengizinkan dokter berbicara dengan keluarga atau teman terkait masalah kesehatan yang dimiliki pasien
- Sering menginap di rumah sakit
- Keinginan untuk sering melakukan pengujian atau operasi yang berisiko agar mendapat perhatian khusus
- Banyak bekas luka operasi atau bukti dari banyak prosedur
- Berbohong tentang gejala
- Meniru gejala penyakit tertentu
Cara Penderita Menarik Simpati
Orang dengan gangguan buatan mengada-adakan penyakitnya dengan cara beragam. Namun, umumnya seperti berikut ini.
- Melebih-lebihkan gejala yang ada. Bahkan ketika ada kondisi medis atau psikologis yang sebenarnya, mereka mungkin membesar-besarkan gejala agar tampak lebih sakit atau lebih terganggu daripada kondisi sebenarnya.
- Memanipulasi riwayat medis. Mereka bisa memanipulasi riwayat penyakit palsu kepada orang terdekat, keluarga, rekan, teman, atau tenaga kesehatan seperti mengaku menderita kanker atau AIDS hanya untuk mendapatkan simpati. Mereka juga tak ragu memalsukan catatan medis guna menunjang drama yang sedang dimainkan.
- Gejala palsu. gejala-gejala palsu sering dipertunjukkan seperti sakit perut, kejang, atau pingsan.
- Rentan menyakiti diri sendiri. Pasien dengan factitious disorder rela menyakiti diri sendiri agar terlihat sakit dengan cara menyuntikkan diri sendiri dengan bakteri, susu, bensin atau kotoran. Nekatnya lagi, mereka tak segan melukai, memotong atau membakar diri sendiri. Mereka berani menggunakan obat-obatan, seperti pengencer darah atau obat untuk diabetes, demi meniru suatu penyakit. Mereka juga tak segan mengorek kembali luka atau membuat luka terinfeksi kembali demi memperlambat penyembuhan.
- Merusak. Mereka dapat memanipulasi instrumen medis untuk mengubah hasil, seperti memanaskan termometer. Atau merusak tes laboratorium, seperti mencemari sampel urin dengan darah atau zat lain.