Harga Cabai Rawit di Jatim: Naik Jadi Rp95 Ribu, Seperti Harga Sekilo Daging Sapi
Ilustrasi cabai di Jatim (Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Masyarakat mulai mengeluhkan harga cabai di sejumlah wilayah, salah satunya di Jawa Timur. Harga cabai rawit di Jatim naik menjelang Iduladha. Bahkan, harga satu kilogram (kg) cabai sama dengan harga satu kg daging sapi murni, yakni Rp95 ribu per kg.

"Sekarang harga cabai mahal banget, harga bawang merah juga naik," kata Qurratun Aini, 28, warga Karah Agung, Surabaya, Rabu, 22 Juni.

Harga cabai rawit di Jatim

Ia menjelaskan bahwa harga cabai rawit semula kisaran Rp35-40 ribu per kg, naik jadi Rp95 ribu per kg. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah yakni semula Rp30 ribu per kg menjadi Rp47 ribu per kg.

Keluhan yang sama disampaikan penjual nasi campur di Ketintang, Surabaya, Diah, 38. Dia mengeluhkan naiknya harga-harga kebutuhan pokok utamanya cabai.

Dia menyebut harga cabai rawit sudah tembus Rp100.000 ke atas. Hal ini yang membuatnya menurunkan produksi sambal untuk pelengkap nasi campurnya.

"Mahal harga cabai sekarang Rp100 ribuan ke atas, saya kalau belanja di Pasar Pagesangan," katanya. 

Harga Komoditi Sesuai Data

Tingginya harga komoditi ini juga sesuai data Sistem Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) yang dikelola Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, harga rata-rata cabai rawit Rp95.855 per kg pada Rabu (22/6/2022). Harga rata-rata tertinggi Rp108.250 di Kota Pasuruan, terendah Rp83.375 di Bondowoso. 

Harga rata-rata cabai rawit Rp95.855 per kg itu setara dengan harga rata-rata terendah daging sapi murni di Kota Kediri yakni Rp95.000. Sedangkan harga rata-rata tertinggi Rp130.000 di Pacitan. Nah, untuk harga rata-rata secara keseluruhan di Jatim ialah Rp115.627. 

Faktor Kenaikan Cabai

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim, Nanang Triatmoko, menyebut sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai rawit di Jatim. Faktor utama ialah adanya pengurangan produksi di sentra-sentra cabai di Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Kediri dan Blitar. 

"Terjadi kekosongan panen di daerah sentral cabai rawit. Sehingga jika biasanya panennya sambung menyambung antardaerah, nah kali ini terputus. Sebenarnya bukan langka tapi produksinya menurun. Sehingga stoknya tidak banyak," ujarnya.