Baliho Puan Bertebaran di Lokasi Erupsi Gunung Semeru, Ketua Fraksi PDIP: Kalau Tidak Berkenan, Mohon Lihat Maksudnya
Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto (Foto: DOK VOI/Nailin In Saroh)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto menanggapi kritik atas terpampangnya baliho Ketua DPR Puan Maharani di lokasi erupsi Gunung Semeru saat kunjungan ke Lumajang, Jawa Timur. Utut menilai, pemasangan baliho tersebut merupakan bentuk spontanitas dukungan terhadap Puan. 

"Itu kan mungkin ada spontanitas dari teman-teman Ibu Puan hadir, biasanya itu entah kader entah orang yang dekat, relawan kalau maksudnya pasti baik," ujar Utut di Gedung DPR, Senayan, Rabu, 22 Desember. 

"Nah, kalau ada yang misalnya tidak berkenan, mohon dilihat maksudnya. Intinya itu," sambungnya.

Menyoal ada anggapan baliho Puan terpampang tapi kader PDIP tidak ada yang turun ke lokasi terdampak bencana, Utut pun membela. Menurutnya, anggota DPR dari PDIP, khususnya dapil Jawa Timur sudah pasti terjun langsung. 

"Kalau ke sana pasti banyak lah. Jangankan Ibu Ketua DPR RI, misalnya Pak Arteria Dahlan dapil sana, Pak Arif Wibowo itu otomatis biasanya suruh turun langsung," tandas Utut. 

Sebelumnya, Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengkritisi terpampangnya baliho Ketua DPR Puan Maharani di lokasi terdampak bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Seiring dengan kunjungan Puan ke wilayah Pronojiwo, Lumajang, guna meninjau langsung lokasi terdampak bencana. 

Sebelumnya, Peneliti Formappi Lucius Karus, mengaku bingung dengan langkah Ketua DPP PDIP itu. Pasalnya, Puan dinilai tidak memiliki empati demi hasrat politiknya maju Pilpres 2024. 

"Bingung aja sih nekadnya Puan memajang dirinya di baliho di daerah bencana. Kalau baliho itu untuk pencitraan dirinya, ya jelas tak akan kesampaian. Bagaimana bisa orang lagi susah disuruh mikir politik dan ambisi politisi yang ada di baliho itu?," ujar Lucius saat dikonfirmasi VOI, Selasa, 21 Desember. 

Padahal jelas, lanjut Lucius, bahwa sebagai daerah bencana potensi baliho-baliho itu akan menjadi sorotan publik. Serta semakin terbuka karena ada banyak relawan maupun media yang lalu lalang di daerah bencana. 

Spanduk politisi, kata dia, akan menjadi santapan untuk mengolok-olok politisi yang justru memanfaatkan bencana untuk mendulang popularitas.

"Jadi sebagai strategi politik pemasangan baliho ini jelas tak masuk akal sehat. Alih-alih mencapai tujuan, baliho-baliho itu justru akan menghambat Puan menggapai tujuannya," tegas Lucius. 

"Sebagai Ketua DPR, pemasangan baliho Puan juga mengganggu citra DPR sebagai lembaga perwakilan. Lembaga ini harusnya menjadi yang terdepan memberikan respons cepat melalui kebijakan bantuan dari pemerintah untuk mengatasi dampak bencana," sambungnya. 

Menurut Lucius, DPR harus hadir dengan segala ketulusannya sebagai bagian dari rakyat untuk merasakan penderitaan rakyat karena bencana tetapi disaat yang bersamaan. Sebagai wakil rakyat, kata dia, DPR tak boleh larut dalam duka karena harus memikirkan bagaimana mengangkat kembali rakyat terdampak agar bisa segera hidup normal.

"Puan sebagai Ketua DPR harusnya menjadi contoh tentang politik kepedulian yang tulus. Ia mesti hadir dengan semua empatinya," kata Lucius.