Ratusan Ilmuwan di Eijkman mendadak Diberhentikan Tanpa Pesangon, Begini Kata Pengamat
Ilustrasi Ilmuwan di Eijkman (Pixabay)

Bagikan:

SURABAYA - Kabar kurang mengenakkan datang dari lembaga penelitian bio molekuler Eijkman. Pasalnya, ratusan ilmuan di Eijkman mendakan diberhentikan dan tidak diberikan pesangon. Hal itu terjadi karna adanya penggabungan lembaga riset tersebut ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Seperti diketahui, Eijkman resmi terintegrasi ke BRIN pada September 2021. Selain itu lembaga tersebut juga sudah berganti nama yakni menjadi Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman.

Pemberhentian Ilmuwan di Eijkman

Menanggapi hal tersebut, peneliti sekaligus founder lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, meminta Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mundur. Sebab ia menilai rencana peleburan Eijkman pasti bukan rencana kemarin sore.

Harusnya, kata dia, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, bisa mempersiapkan langkah-langkah agar periset dan peneliti di Eijkman bisa meneruskan dedikasi mereka di bawah BRIN.

"Tapi sayang sekali pemimpin lembaga dengan kata-kata inovasi di dalamnya tidak mampu memikirkan hal-hal baik, tidak mampu berinovasi untuk bisa menyelamatkan para peneliti dan periset itu," kata Hendri Satrio dalam keterangan kepada wartawan, Senin, 3 Januari.

Kepala BRIN Disarankan Mundur

Hensat, sapaan Hendri, mempertanyakan dedikasi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Dia menyarankan Laksana mundur saja jika tidak mampu menyelamatkan para periset Eijkman yang kehilangan pekerjaan.

"Kalau dirinya sudah tidak mampu berinovasi, buat apa memimpin lembaga yang ada inovasinya. Jadi lebih baik kepala BRIN itu mengundurkan diri saja daripada meneruskan, apa langkah-langkah yang akan dibawanya. Menyelamatkan kolega sesama peneliti dan periset saja tidak bisa," tegasnya.

Hensat juga menyoroti isu birokrasi. Menurutnya, birokrasi tak seharusnya mengorbankan para periset di Eijkman.

"Katanya birokrasi. Ayolah, birokrasi kan juga buah pikiran manusia, sama dengan inovasi. Bila Anda ingin berinovasi, wahai kepala lembaga, seharusnya Anda bisa berbuat lebih baik demi lembaga Anda dan kolega-kolega Anda sesama peneliti dan periset," tandas Hensat.

Kepala BRIN Bantah Pemberhentian Ilmuan

Sementara, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko saat dikonfirmasi membantah adanya ratusan ilmuwan yang tidak menerima pesangon usai diberhentikan.

Menurutnya, apabila para ilmuwan memilih opsi-opsi yang ditawarkan BRIN maka tidak ada ilmuwan yang diberhentikan tanpa pesangon.

"Ya tentu saja tidak benar, kecuali bagi yang memang tidak berkenan memilih salah satu opsi dari kami," kata Laksana.

Kata Laksana, Eijkman bukanlah lembaga resmi pemerintah melainkan unit proyek di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

"Hal ini menyebabkan, selama ini para PNS (Pegawai Negeri Sipil) Periset di LBME tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi," jelasnya. 

Artikel ini telah tayang dengan judul Peleburan Eijkman Bedampak pada Pemberhentian Ilmuwan, Pengamat: Kepala BRIN Harusnya Mundur.

Selain terkait ilmuan di Eijkman, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.