Jember Kembali Dilanda Banjir, Kini Meluas Hingga 5 Kecamatan
Banjir di Jember/Humas BNPB

Bagikan:

JAKARTA - Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur kembali dilanda banjir sejak Kamis, 20 Januari pukul 21.50 WIB. Sebelumnya, banjir sempat merendam tiga desa di tiga kecamatan pada Senin, 17 Januari 2022.

Kali ini, banjir kembali merendam Jember dan meluas ke lima kecamatan, yakni Desa Pakis di Kecamtan Panti, Desa Badean dan Desa Petung di Kecamatan Bangsalsari. Selanjutnya Desa Rambigudam dan Desa Pecoro di Kecamatan Rambipuji, Desa Klungkung di Kecamatan Sukorambi dan Kecamatan Kaliwates.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember melaporkan wilayahnya kembali dilanda banjir dengan tinggi muka air bervariasi, mulai dari 70 hingga 90 sentimeter," kata Plt. Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Jumat, 21 Januari.

Tercatat, sebanyak 124 KK atau sekitar 455 jiwa terdampak banjir. Terdapat 10 warga yang mengungsi di Masjid Baiturrahman Pecoro. Selain itu, kerugian materi tercatat 16 unit rumah terdampak dan 3 unit rumah rusak sedang.

Abdul Muhari menuturkan, Petugas BPBD Kabupaten Jember telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan korban, terutama untuk evakuasi dan bantuan logistik korban terdampak.

"Kondisi di lokasi kejadian saat ini beberapa lokasi sudah surut, termasuk di wilayah Jembatan Badean yang sebelumnya terendam juga telah surut," ungkap Abdul Muhari.

Meski demikian, saat ini kondisi aliran sungai masih deras. Karenanya, Abdul Muhari mengimbau warga tetap waspada jika air kembali naik. Pembersihan material lumpur sisa banjir juga dilakukan petugas dibantu para relawan.

Lebih lanjut, pada kajian inaRISK, BNPB mengidentifikasi sebanyak 31 kecamatan memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Tiga kecamatan yang saat ini terdampak termasuk pada wilayah dengan potensi bahaya tersebut.

Abdul Muhari meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk waspada dan siap siaga dalam mengantisipasi dan melakukan mitigasi dampak bencana hidrometeorologi basah pada puncak musim hujan pada Januari hingga Februari nanti.

"Antisipasi dapat dilakukan dengan berbagai langkah, seperti memantau dan membersihkan material yang menghambat aliran sungai, persiapan tempat evakuasi sementara dengan protokol kesehatan, dan sosialisasi kepada warga untuk rencana kesiapsiagaan keluarga terutama kepada warga yang lokasi rumahnya rawan banjir," pungkasnya.