Jaga Tetap di Level 1, Eri Cahyadi Minta Lurah dan Camat di Surabaya Perketat Protokol Kesehatan
Wali kota Surabaya Eri Cahyadi gelar rapat penthahelix atasi COVID-19 di Surabaya. (foto: dok. antara)

Bagikan:

SURABAYA – Seiring makin bertambahnya kasus COVID-19 varian Omicron di sejumlah daerah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta lurah dan camat di Kota Pahlawan, Jawa Timur, untuk tetap waspada. Ia bahkan menginstruksikan agar dilakukan penutupan (blocking) area apabila ditemukan dua kasus positif COVID-19 dalam satu lingkungan rukun tetangga (RT).

"Sedangkan bagi warga yang tinggal di lingkungan itu dilakukan tes usap secara massal," kata Wali Kota Eri saat menggelar rapat koordinasi (rakor) pentahelix untuk mengantisipasi kenaikan COVID-19 varian Omicron di Balai Kota Surabaya, Senin.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga menguatkan lagi PeduliLindungi. "Jadi, jangan hanya di-scan saja, tapi juga lihat, pastikan apa status warnanya (PeduliLindungi). Selain itu, kami masifkan kembali sosialisasi prokes terus menerus dan swab hunter," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Eri kembali mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan protokol kesehatan (prokes). Sebab, kata dia, jika dilihat berdasarkan asesmen situasi COVID-19, kurang dari 20 persen konfirmasi positif, maka Surabaya dapat kembali ke level 2.

"Hari ini Surabaya mau tidak mau harus memperkuat diri kembali. Karena itu saya minta tolong kepada camat, lurah dan kepala puskesmas agar menguatkan kembali prokes. Lakukan lagi swab hunter," katanya.

Wali Kota Eri mengaku, tidak ingin kasus COVID-19 di Surabaya kembali naik dan membuat Kota Pahlawan berada di Level 2. Hal ini itu dikarenakan dapat berdampak pada berhentinya roda perekonomian masyarakat yang telah berangsur membaik.

"Ayo sama-sama dikuatkan Surabaya yang sudah ke level 1, jangan sampai naik lagi ke level 2. Jangan sampai lonjakan yang terjadi seperti di bulan Agustus 2021, membuat semua ekonomi kegiatan berhenti," katanya.

Maka dari itu, Eri kembali mendorong semua elemen untuk bergotong-royong menekan kasus COVID-19. Ia pun menginginkan agar monitoring melalui Satgas Kampung Tangguh di setiap RW juga kembali dikuatkan.

"Kalau masih ada yang isolasi mandiri, tolong dievakuasi agar mau isolasi terpusat. Dengan isolasi terpusat, maka kasus itu tidak mudah menyebar dan lebih mudah dalam menanganinya," katanya.