SURABAYA - Kota Surabaya nampaknya tak akan memiliki bangunan monumental di Kota Pahlawan baru dalam waktu dekat. Pasalnya, Wali Kota Surabaya menyatakan tak akan membuat bangunan monimental sebelum warganya sejahtera.
"Buat apa? membangun bangunan monumental menggunakan APBD, kalau masih banyak warga miskin di Surabaya, masih ada gizi buruk di Surabaya," ucap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dilansir Antara, Senin, 4 April.
BACA JUGA:
Bangunan monumental di Kota Pahlawan Tak Berarti
Dalam beberapa kesempatan, Eri menekankan bahwa dalam bangunan monumental tak akan berarti selama warga Kota Pahlawan mengalami kekerdilan, miskin, dan belum mendapat pekerjaan.
Oleh karenanya Wali Kota Eri Cahyadi ingin Pemkot Surabaya bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak demi menyejahterakan Surabaya. Salah satu elemen yang saat ini sudah bekerja sama untuk menangani gizi buruk dan kerdil adalah Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Surabaya.
Penanganan Kekerdilan
Ia berharap agar PKK Surabaya tidak pernah lelah berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya dalam membantu masyarakat, ketika tahu ada orang yang membutuhkan.
"Tanpa mereka (anggota PKK), Pemkot Surabaya tidak ada artinya dan tidak akan pernah menghasilkan apa-apa. Terus memberikan yang terbaik untuk kepentingan umat," kata Eri Cahyadi.
Sementara itu, Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani sebelumnya mengatakan penanganan dan pencegahan masalah kekerdilan itu sudah menjadi tugas bersama antara PKK, Pemkot Surabaya dan seluruh jajaran camat dan lurah.
Makanan Bergizi untuk Anak
Rini meminta para Kader Surabaya Hebat untuk menyampaikan kepada orang tua, agar tidak lalai dalam memberikan makanan bergizi dan mengasuh anak.
"Jangan sampai lupa memberikan gizi yang seimbang, karena pernah ada orang tua yang hanya peduli dengan penampilan diri sendiri, tapi anaknya mengalami kekerdilan," ujar dia.
Dia menyampaikan sebelumnya jumlah anak yang mengalami kekerdilan di Kota Surabaya sempat menyentuh angka 5.727 anak. Namun, berkat kerja sama dari para OPD, camat, lurah dan kader, angka itu menunjukkan penurunan drastis hingga menjadi 1.534 anak. Pada Oktober 2021, jumlahnya 5.727 dan pada akhir Maret 2022 menjadi 1.543 anak.
Artikel ini telah tayang dengan judul Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi: Buat Apa Bikin Bangunan Monumental Kalau Masih Banyak Warga Miskin?
Selain terkait bangunan monumental di Kota Pahlawan, dapatkan informasi dan berita daerah Jawa Timur melalui VOI Jatim.