Akan Baca Alquran di Jalan Tunjungan Surabaya, Ormas Arek Suroboyo Wani Jogo Agomo Tak Terdaftar dan Tak Urus Izin Kegiatan
Brosur Membaca Al-Qur’an Berjamaah On The Spot yang digelar Arek Suroboyo Wani Jogo Agomo (Aswaja) (ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Ormas Arek Suroboyo Wani Jogo Agomo (Aswaja) yang berencana menggelar kegiatan "Membaca Al-Qur’an Berjamaah On The Spot" di Jalan Tunjungan, Kota Pahlawan, Jatim mendapat sorotan. Pemkot Surabaya mengatakan bahwa kegiatan tersebut tak berizin.

Kegiatan Arek Suroboyo Wani Jogo Agomo

Kepala Bidang Kesatuan Bangsa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangkesbangpol) Kota Surabaya Eko Budi Susilo menjelaskan bahwa belum ada laporan masuk terkait kegiatan yang sudah mulai ramai di media sosial dan masyarakat.

"Selain itu, karena Kota Surabaya telah resmi menetapkan PPKM Level 1 dan tidak ingin adanya kerumunan yang bisa memicu adanya persebaran kasus aktif COVID-19," ujar Eko dilansir Antara, Rabu, 20 April.

Tak Ada Penanggung Jawab

Oleh karenanya, Eko menyayangkan kegiatan tersebut lantaran di brosur juga tak tertera informasi terkait siapa penanggung jawab acara yang akan digelar di trotoar sepanjang Jalan Tunjungan.

"Kami hanya tidak ingin ada oknum yang berniat untuk membuat gaduh, sehingga muncul ketidaknyamanan bagi umat beragama di Kota Surabaya untuk beribadah," kata dia.

Akan Dilakukan Pengamanan

Untuk mengantisipasi kegiatan tersebut, lanjut dia, pihaknya akan terus melakukan pengamanan bersama Muspika dan tiga pilar, yakni kecamatan bersama TNI-Polri, serta tokoh masyarakat.

"Masyarakat harus tahu apakah kegiatan keagamaan ini memang hanya untuk masyarakat umum atau untuk kepentingan politik," ujar dia.

Ormas Tak Jelas

Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya Muhammad Yazid mengatakan, ormas yang menggelar kegiatan Membaca Al-Qur’an Berjamaah di Jalan Tunjungan tersebut adalah ormas yang tidak terdaftar atau tidak diketahui asal usulnya.

"Maka ini kewajiban untuk menjaga seduluran (persaudaraan) dan kebersamaan, serta menjaga Surabaya untuk tetap damai dan harmonis. Apalagi acara ini tidak mendaftarkan perizinan pada kepolisian," kata Yazid.

Menyayangkan Kegiatan

Meski demikian, dia juga sangat mendukung kegiatan yang mengarah pada keragaman dan kerukunan umat beragama. Hanya saja, dia turut menyayangkan kegiatan yang tidak diketahui siapa penyelenggaranya.

"Kiranya kalau ini dilaksanakan semacam Nuzulul Quran itu di lembaga pendidikan dan jelas penggagas dan pelaksana kegiatannya, tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat," kata dia.

Harus Kedepankan Prokes

Dia menambahkan, meskipun Kota Surabaya telah resmi menerapkan PPKM Level 1, kegiatan keagamaan juga tetap harus mengedepankan protokol kesehatan.

"Apalagi ini digelar di jalan yang kurang pas, jangan sampai menimbulkan kegaduhan. Kita harus tetap mengedepankan kerukunan beragama," ujar dia.