SURABAYA - Korban kecelakaan lift yang berbobot 275 kilogram, Dwi Ariesta Wardhana (38) mengalami patah tulang kaki. Ia saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang, Jawa Timur. Kondisi Ariesta saat ini mulai membaik.
Kondisi Korban Kecelakaan Lift
Berdasarkan keterangan salah satu dokter yang menangani Dwi Ariesta, dr Agung Riyanto Budi Santoso Sp.OT (K) di Kota Malang, Rabu 11 Mei, menjelaskan bahwa pasien mulai stabil. Kini tengah menjalani perawatan di ruang reguler di RSUD Saiful Anwar.
BACA JUGA:
"Secara garis besar sudah membaik, sudah stabil. Sekarang perawatan di ruang reguler," kata Agung dikutip Antara.
Tali Sling Putus
Sebagai informasi, Dwi Ariesta jatuh saat turun dari lantai dua di kediamannya yang berada di Perumahan Puri Kartika Asri Blok Q, Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang pada Sabtu 7 Mei, menggunakan lift barang yang dimodifikasi.
Pada saat akan turun ke lantai satu, tali sling atau kawat penghubung mesin dengan lift yang dipergunakan Dwi Ariesta putus. Dwi Ariesta terjatuh dari ketinggian kurang lebih tiga meter dan menyebabkan patah tulang pada kedua kakinya.
Dievakuasi PMI
Proses evakuasi korban dilakukan oleh tim dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang bersama Pemadam Kebakaran Kota Malang yang menerjunkan kurang lebih 12 personel. Dwi Ariesta kemudian dibawa ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang untuk mendapatkan perawatan.
Agung menjelaskan, pada saat tiba di RSUD Saiful Anwar, pasien mengalami patah tulang terbuka pada pergelangan kaki kiri. Kemudian, patah tulang pada pergelangan kaki dan lutut sebelah kanan.
Dilakukan Operasi Darurat
Menurutnya, pihak rumah sakit telah melakukan operasi darurat pada bagian pergelangan kaki sebelah kiri yang mengalami patah tulang dengan luka terbuka. Namun, untuk operasi lutut dan pergelangan kaki kanan, harus menunggu hasil laboratorium terkait kondisi diabetes pasien mengingat korban mengalami obesitas.
"Karena pasien ini over weight, kita observasi laboratorium. Terindikasi ada masalah dengan diabetes. Jadi akan kita konsultasikan dengan dokter penyakit dalam," ujarnya.
Kendala Operasi
Ia menambahkan, langkah konsultasi dengan dokter penyakit dalam dan ahli gizi diperlukan karena jika pasien memiliki penyakit diabetes, maka akan berpengaruh terhadap proses penyembuhan dan toleransi pembiusan pada saat akan melakukan operasi.
"Kalau diabetes, kita harus berpikir masalah penyembuhan luka dan toleransi untuk pembiusan sebelum dilakukan tindakan operatif yang definitif seperti pemasangan plat. Kita akan konfirmasi ke dokter penyakit dalam untuk melakukan evaluasi status diabetesnya," katanya.
Akan Menjalani Operasi
Rencananya, Dwi Ariesta akan menjalani operasi pada minggu depan usai mendapatkan persetujuan dari hasil konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam dan gizi. Rencananya, operasi tersebut akan dilakukan sekaligus dan tidak bertahap.
"Rencananya minggu depan akan kita lakukan operasi. Selama dari penyakit dalam dan gizi sudah menyetujui, bisa dilakukan tindakan operasi," katanya.