Jembatan Gantung Gladak Perak Lumajang Kembali Dibuka
Foto dok. Jembatan gantung Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang dibuka kembali. (ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang)

Bagikan:

LUMAJANG - Jembatan gantung Gladak Perak yang berada di atas Sungai Besuk Sat yang dilalui aliran lahar dingin Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali dibuka. Jembatan gantung sempat ditutup karena tanah longsor.

"Pada prinsipnya jembatan gantung tersebut tidak mengalami kerusakan, namun beberapa waktu yang lalu salah satu tebing dari wilayah Kecamatan Pronojiwo mengalami sedikit longsoran tanah dan batu," kata Sekretaris Camat Candipuro Abdul Aziz di Lumajang dikutip Antara, Selasa, 24 Mei.

Menurutnya tidak ada masalah dengan jembatan. Sedangkan tebing di sisi Kecamatan Pronojiwo stabil, sehingga masyarakat bisa melintas sepanjang tidak turun hujan yang mungkin dapat mengakibatkan tebing kembali longsor.

"Kami juga mengimbau kepada masyarakat, agar selalu berhati-hati saat melintasi jembatan gantung Gladak Perak terutama saat hujan mengguyur di kawasan setempat," tuturnya.

Di sekitar jembatan gantung Gladak Perak rawan terjadi longsor saat hujan mengguyur wilayah Kecamatan Candipuro atau Kecamatan Pronojiwo sehingga jika terjadi longsoran tanah atau batu disekitarnya, maka jembatan sementara akan kembali ditutup.

"Penutupan jembatan gantung beberapa waktu lalu untuk menjaga dan mengantisipasi timbulnya korban maka ditutup sementara. Selama tidak ada potensi longsoran batu, maka masyarakat masih diperkenankan untuk melintasi jembatan gantung itu," katanya.

Sebelumnya jembatan gantung Gladak Perak yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dengan Kecamatan Pronojiwo di Kabupaten Lumajang ditutup sementara akibat longsor yang terjadi di beberapa titik di kawasan jembatan gantung tersebut pada 11 Mei 2022.

Jembatan gantung tersebut hanya digunakan untuk kendaraan roda dua, roda tiga dan akses kendaraan darurat seperti mobil ambulans, sehingga akses masyarakat di dua kecamatan yakni Candipuro dan Pronojiwo dapat kembali normal usai bencana awan panas guguran Gunung Semeru.

Jembatan gantung yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu hanya menjadi jembatan darurat, artinya hanya digunakan sementara sebelum jembatan permanen kembali dibangun.