Rumah Sakit di Jatim Diminta Buat Layanan Digital, Gubernur Khofifah Minta Tak Ada Lagi Catatan Gantung di Bed Pasien
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini menginisiasi enam pilar transformasi di sektor kesehatan. Oleh karenanya, Khofifah meminta agar tiap rumah sakit di Jatim segera mengaplikasikan layanan berbasis digital yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

"Nah dari Kemenkes, sudah ada enam pilar transformasi kesehatan yang bisa kita breakdown, karena digitalisasi memang sudah harus diadaptasi oleh kita semua. Maka itu, saya ingin mengingatkan bahwa semua proses kebijakan di daerah harus terkoneksi dengan nasional," ucap Khofifah, saat membuka Seminar Perumahsakitan Ke-16 Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Wilayah Jatim dan Hospital Expo XVI di Grand City Convex Surabaya, Rabu, 8 Juni.

Digitalisasi Rumah Sakit di Jatim

Menurut Khofifah, salah satu cara untuk mengamalkan pilar pertama yakni transformasi layanan primer adalah dengan mendigitalisasi medical records. Untuk mencapai hal ini dapat dimulai dari membiasakan diri dengan hal-hal kecil. 

Sementara terkait medical records tersebut, lanjut Khofifah, sangat penting bagi semua pasien saat berobat. Jika rekam medis sudah terdigitalisasi, maka kemudahan akan dirasakan oleh pasien dalam menjalani perawatan kapanpun dan dimanapun. 

"Saya saat meninjau rumah sakit, saya biasanya minta untuk bed RS jangan lagi ada gantungan yang dipakai untuk catatan kesehatan. Mulai harus langsung di-entry secara digital. Hal sederhana tapi tidak sederhana implementasinya karena tidak semua RS terbackup oleh teknis  medical records yang komprehensif," ujarnya.

Transformasi Layanan Rujukan

Pilar selanjutnya adalah transformasi layanan rujukan dan sistem ketahanan kesehatan, dan  setelahnya adalah transformasi pada SDM di lingkungan kesehatan. Fondasi ini, kata Khofifah, dapat dilakukan dengan mempromosikan edukasi kesehatan melalui platform digital. Di samping itu, diperlukan juga penguatan pada kampanye dan gerakan medis. 

"Selain itu, kita perlu penguatan kader. Nah Persi sebagai frontliners harus ada pendampingan yang lebih mendetail. Sebab, betapa konektivitas antara kita ini sangat penting untuk mewujudkan transformasi di sektor kesehatan ini," katanya. 

Sistem Pembiayaan Kesehatan

Sedangkan untuk pilar transformasi pada sistem pembiayaan kesehatan, dan teknologi kesehatan berkaitan erat dengan pilar sebelumnya. Jika medical records sudah komprehensif, kata dia, maka akan lebih memudahkan medical finance termasuk dalam hal reimbursement BPJS.

"Jadi medical records yang sudah terdigitalisasi ini akhirnya akan berimbas pada catatan reimburse ke BPJS dan seterusnya. Di samping itu, kita juga harus ada peningkatan koordinasi antara penyelenggara jaminan baik itu dari JKN ataupun asuransi kesehatan swasta," ujarnya.