Walkot Eri Cahyadi Tebus Ijazah Pelajar SMA di Surabaya, Total Biaya Capai Rp1,7 Miliar dari Zakat ASN
Walkot Surabaya Eri Cahyadi (Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali menuai sorotan. Pasalnya, ia baru saja melakukan penebusan ijazah pelajar SMA di Kota Pahlawan. Upaya tersebut dilakukan oleh Walkot Eri Cahyadi melalui dukungan bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Surabaya terhadap penyelesaian administrasi Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) 729 pelajar SMA sederajat di Surabaya.

"Ijazah tahun 2020-2021 itu sebelumnya ditahan pihak sekolah, karena para pelajar memiliki tunggakan administrasi SPP. Sehingga, saya berssma Baznas menyelesaikan administrasi tunggakan 729 pelajar SMA/SMK sederajat itu total Rp1,7 miliar," jelas Eri, Rabu, 15 Juni.

Harapan Walkot Eri Cahyadi

Walkot Eri berharap setelah ratusan ijazah itu bisa diambil, kasus serupa tak terjadi lagi di Kota Pahlawan.

"Alhamdulillah anak-anakku semua bisa menerima ijazah yang memang menjadi haknya. Karena bagaimanapun ijazah ini sangat penting untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ataupun untuk bekerja," katanya.

Eri Cahyadi menyebutkan, sebenarnya ada lebih dari 729 pelajar SMA sederajat yang ijazahnya masih ditahan pihak sekolah. Namun, dia memastikan, saat ini Baznas masih terus menyelesaikan proses klarifikasi jumlah ijazah pelajar tersebut. "Masih dalam proses klarifikasi yang dilakukan oleh Baznas," ujarnya.

Sumber Dana

Tak lupa, Eri Cahyadi mengucapkan terima kasih kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Sebab, uang yang digunakan untuk tebus ijazah itu berasal dari zakat yang dibayarkan ASN melalui Baznas.

"Memang zakat adalah kewajiban, dan sekarang bisa dilihat bahwa zakat yang diberikan itu bisa membahagiakan sesama umat. Anak-anak kita yang tidak bisa mendapatkan ijazah, akhirnya hari ini bisa mendapatkan," katanya.

Bantu Kesulitan Pelajar

Karenanya, Eri Cahyadi memastikan upaya untuk membantu kesulitan pelajar SMA/SMK sederajat di Surabaya akan terus dilakukan. Sebab, ia menginginkan ke depan tidak ada lagi ijazah pelajar SMA sederajat yang ditahan oleh pihak sekolah. 

"Kita terus lakukan dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi. Semoga tidak ada lagi anak-anak Surabaya yang tidak bisa menebus ijazahnya karena ada hutang," ujarnya.