Cara Memberi Motivasi untuk Anak Tanpa Kekerasan Fisik Maupun Verbal
Ilustrasi cara memberi motivasi untuk anak (Mikhail Nilov/Pexels)

Bagikan:

SURABAYA - Memberi motivasi pada anak jadi tugas orang tua dalam menjalankan fungsi parenting. Pasalnya, terkadang anak juga kehilangan motivasi untuk belajar dan disiplin. Namun saat hal itu terjadi, masih ada orang tua yang hilang rasa sabar dan bereaksi terlalu keras. Bahkan ada pula yang meyakini salah satu cara memberi motivasi untuk anak adalah dengan kekerasan fisik maupun verbal.

Kekerasan tentu harus dihindari oleh setiap orang tua. Agar anak mendapat motivasi, orang tua bisa menerapkan beberapa hal tanpa melibatkan kekerasan. Berikut beberapa cara untuk memotivasi disiplin, menyadur Parenting, Rabu, 15 Juni.

Terapkan aturan

Tanpa aturan, anak akan bingung dan tidak adil juga jika Anda hanya menyalahkannnya. Aturan juga memudahkan Anda untuk mengingatkan anak bila ia melakukan kesalahan.

Harus realistis

Aturan ini jangan mengada-ada, menyulitkan anak, dan mengabaikan haknya sebagai anak. Misalnya, tiap hari anak harus belajar meski waktu liburan sekolah. Atau, anak masih usia 3 tahun, tapi sudah harus bisa membereskan pakaian sendiri. Tentu saja, dia akan kesulitan.

Ada baiknya, jika aturan ini dibicarakan bersama anak. Beri alasan mengapa aturan itu dibuat. Misalnya, ia wajib membereskan buku-buku dan baju sekolah di malam hari agar tidak ada buku atau alat tulis yang tertinggal dan bisa berangkat sekolah tepat waktu.

Harus konsisten

Jangan angin-anginan sesuai suasana hati orang tua. Misalnya, karena kebetulan ada acara TV bagus pada waktu jam belajar anak, Anda membiarkan TV dihidupkan. Anak menangkap bahwa aturan bisa dibelokkan.

Terapkan konsekuensi

Anak boleh ikut menentukan konsekuensi jika melanggar disiplin. Orang tua perlu mengingatkan dan menjalankan tegas konsekuensi ini. Namun, buatlah konsekuensi yang adil, logis, dan bisa memberi efek jera, bukan menyiksa anak. Konsekuensi bukan hukuman, juga bukan sesuatu yang mempermalukan atau merendahkan dirinya.

Jika anak selesai menjalani konsekuensinya, tak perlu memaksa anak untuk minta maaf atau menceramahinya. Dorong dia untuk berperilaku sesuai aturan.

Beri contoh terbaik

Anak wajib membereskan kamar tidurnya, tetapi Anda mengandalkan ART untuk membereskan ruang tidur Anda. Ya, itu artinya Anda tidak memberi contoh. Buat diri Anda dan pasangan disiplin terlebih dulu sebelum mendisiplinkan anak Anda.