SURABAYA - Sebanyak 162 ton porang dikirim ke China melalui PT Asia Prima Konjac di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Madiun Ahmad Dawami ikut melepas ekspor porang yang berwujud serpih kering atau "chips" dan memberi apresiasi kepada petani porang di Madiun.
Ekspor para petani porang di Madiun
Bupati Madiun yang akrab disapa Kaji Mbing mengaku senang lantaran porang varietas Madiun 1 yang jadi komoditas andalan kabupaten tersebut mampu diekspor ke China setelah vakum karena pandemi.
BACA JUGA:
"Alhamdulillah hari ini porang dari petani Kabupaten Madiun bisa diekspor ke China lagi. Ini kabar baik untuk semuanya. Saya ingin semua bahagia terlebih para petani porang di Madiun," ujar Kaji Mbing seusai melepas ekspor porang di Madiun, dikutip dari Antara, Kamis 7 Juli.
Kaji Mbing berharap dengan dibukanya keran ekspor porang, harga panen umbi komoditas tersebut dapat naik dan kembali normal.
Harga Porang
Sebelum pandemi, harga panen umbi porang berkisar antara Rp10.000 hingga Rp14.000 per kilogram tergantung ukuran. Sedangkan saat ini harganya anjlok di kisaran Rp2.500 hingga Rp2.800 per kilogram.
"Mudah-mudahan dengan dibukanya ekspor ini harga porang menjadi normal, sehingga para petani kita di Kabupaten Madiun lebih semangat lagi ketika harganya mulai membaik," kata dia.
Ia menjelaskan, dibukanya ekspor porang tersebut memang sudah lama diupayakan. Mulai dari tingkat Pemerintah Kabupaten yang dibantu forkopimda hingga Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Keran ekspor ke China akhirnya dibuka setelah surat keterangan registrasi lahan sebagai syarat untuk ekspor ke China terpenuhi.
Permintaan Bupati
Karena itu, Bupati meminta para petani porang di Kabupaten Madiun untuk disiplin menjaga surat keterangan registrasi lahan yang berkaitan dengan keamanan pangan, kesehatan makanan, dan keterangan asal barang atau komoditasnya.
"Dengan surat keterangan registrasi lahan tersebut ada beberapa protokol yang harus dipatuhi. Artinya, komoditas porang dari petani sampai pabrik dan kemasannya harus diatur dengan baik sesuai syarat negara tujuan ekspor. Sebab, ketika ada pelanggaran maka sanksinya cukup berat, yakni ekspornya bisa ditahan lagi selama 5 tahun. Jadi harus disiplin," kata Bupati.
Tanggapan Dirut Asia Prima
Presiden Direktur PT Asia Prima Konjac Pin Haris mengatakan harga porang menurun karena stok yang melimpah di tingkat petani seiring penutupan pasar ekspor sejak Juni 2020.
"Salah satu penyebab penutupan ekspor karena pandemi COVID-19. Sehingga administrasi keamanan pangan sangat diperketat," kata Pin Haris.
Setelah aktivitas ekspor dibuka kembali, pihaknya siap menampung hasil panen petani porang di Kabupaten Madiun. Ia juga meminta petani porang untuk menjaga mutu hasil porang sesuai permintaan negara tujuan ekspor sehingga tidak ada komplain dan bisa lancar.
Pelepasan Ekspor
Ekspor ratusan ton komoditas unggulan dari Kabupaten Madiun itu dilepas oleh Bupati Madiun H. Ahmad Dawami dari halaman PT Asia Prima Konjac ditandai dengan pemecahan kendi yang disaksikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gatut Sumbogojati, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati A. M. Adnan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Hadi Sulistyo, Direktut PT. Asia Prima Konjac Revi Cristian Gosali dan Forkopimda Kabupaten Madiun.
Total terdapat enam kontainer berisi 162 ton serpih porang kering yang diberangkatkan untuk diekspor ke China.