Gangster Surabaya Terjaring Razia Bakal Masuk Sekolah Kebangsaan, Walkot Harapkan Sidoarjo Terapkan Aturan Serupa
Ilustrasi. Anggota geng motor dari dua kelompok yang bentrok di Citamiang, Kota Sukabumi digelandang ke Mapolres Sukabumi Kota. (Antara-Aditya R)

Bagikan:

JATIM - Wali Kota (Walkot) Surabaya Eri Cahyadi menyiapkan sekolah kebangsaan untuk anggota gangster. Pendidikan itu untuk para terduga yang terjaring operasi gangster skala besar di Surabaya sejak Sabu 3 Desember.

"Saya sebelumnya menyampaikan kepada Kapolrestabes, ketika ketua gengnya sudah ditangkap, maka akan mudah mendapatkan data anak buahnya. Nanti akan kami datangi semua rumahnya, bukan untuk diapa-apakan ya, tetapi kami ikutkan sekolah kebangsaan, kami bentuk karakternya," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu 4 Desember, disitat Antara.

Cak Eri panggilan akrab Eri Cahyadi menegaskan, tidak ada toleransi bagi siapapun yang mengganggu ketertiban dan kenyamanan warga Surabaya. Oleh karena itu, Cak Eri mengajak seluruh warga untuk bergerak bersama memberantas aksi tawuran dan gangster di Kota Pahlawan.

Usai menggelar apel bersama persiapan operasi gabungan TNI/Polri serta organisasi masyarakat (ormas) di halaman Balai Kota Surabaya, Sabtu 3 Desember malam. Cak Eri bersiap menuju ke titik-titik rawan terjadi aksi tawuran.

Pada kesempatan ini, Cak Eri menyampaikan, ketika razia berlangsung ditemukan 12 remaja yang diduga akan melakukan aksi tawuran untuk ditindaklanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan adalah pembinaan kepada remaja yang terlibat dalam aksi tersebut.

Cak Eri mengatakan, ketika para remaja yang terlibat dalam aksi tawuran atau gangster itu diikutkan sekolah kebangsaan, maka karakternya akan terbentuk. Ketika karakter para remaja yang terlibat aksi tersebut terbentuk, secara tidak langsung bisa memberikan kontribusi positif untuk Kota Surabaya maupun negara.

Cak Eri memastikan, beberapa remaja yang ikut dalam aksi tersebut bukan 100 persen warga Surabaya. Oleh karena itu, dia juga berkoordinasi dengan kepala daerah lain untuk bersama menumpas habis aksi-aksi yang meresahkan masyarakat.

"Kami sudah lakukan koordinasi kepada Bupati Sidoarjo dan Bupati Gresik, juga melakukan langkah yang sama. Jangan sampai nanti di Kota Surabaya sudah tuntas, malah terjadi di kota lainnya," ujar dua.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Eddy Christijanto menambahkan, kegiatan operasi gabungan ini terus digelar bersama TNI/Polri, LPMK, Ormas dan warga di 31 kecamatan.

Menurut Eddy, dalam menciptakan suasana aman dan nyaman itu bukan hanya tugas TNI/Polri saja, akan tetapi juga tugas seluruh lapisan masyarakat.

"Wali Kota Surabaya menekankan, agar warga ikut turun mengamankan kota ini, karena campur tangan masyarakat itu sangat diperlukan dalam hal seperti ini. Kami juga sudah membuat surat kepada seluruh camat untuk melakukan pengawasan dan pengamanan mandiri di wilayahnya masing-masing," pungkasnya.