Diduga Terseret Ombak, Seekor Duyung Mati Terdampar di Pulau Bawean 
FOTO ISTIMEWA

Bagikan:

GRESIK - Seekor dugong atau dikenal Duyung ditemukan mati oleh nelayan asal Dusun Rabe, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Hewan mamalia langka itu terdampar diduga terseret ombak akibat cuaca buruk.

"Dugong ditemukan nelayan pada Selasa sudah dalam keadaan mati, kemudian dikubur di lokasi. Tapi karena kondisi air laut pasang surut, akhirnya ikan itu terlihat mengapung lagi," kata Kepala Desa Lebak, Fadal, dikonfirmasi, Kamis, 29 Desember.

Keesokan harinya pada Rabu, 28 Desember, lanjut Fadal, nelayan setempat berupaya menarik dugong itu ke bibir pantai untuk dikuburkan. Namun warga tidak kuat, lantaran ikan tersebut memiliki berat sekitar 200 kg. 

Duyung baru benar-benar bisa dikuburkan pada Kamis, 29 Desember 2022. Disaksikan langsung oleh Tim Reaksi Cepat Konservasi Bawean, BKSDA RKW 11 Bawean, KKP, dan Pemdes Lebak.

"Warga mengubur di dekat lokasi penemuan, karena warga tidak kuat mengangkat duyung itu. Karena memiliki berat sekitar 200 kg," ujarnya.

Fadal menjelaskan, beberapa hari terakhir ini nelayan setempat seringkali melihat sejumlah duyung sedang makan rumput laut di pesisir pantai. Namun cuaca buruk disertai ombak dan arus kencang, tampaknya menyeret ikan duyung itu ke bibir pantai.

"Beberapa hari terakhir nelayan melihat ada tiga dugong sedang makan rumput laut di area pesisir. Saat ditemukan dalam keadaan mati, ikan duyung itu mengalami luka di bagian kepala dan sebagian badan. Diduga setelah terbentur karang dan benda di laut," katanya.

Sementara itu, petugas. bidang penelitian dari perkumpulan Peduli Konservasi Bawean, Yusra, menjelaskan ekosistem lamun menyediakan tempat tinggal bagi berbagai macam biota laut meliputi ikan, krustasea, reptil hingga mamalia. Mamalia laut yang diketahui berhabitat di padang lamun adalah dugong alias duyung.

"Sebagai pengetahuan kepada masyarakat kalau pantai dusun rabe, desa Lebak, terdapat hamparan lamun atau "ebus-ebus kata orang Bawean" yang merupakan habitat dugong dan tempat bermainnya," ujarnya.

Menurut Yusra, nelayan menemukan dugong mati setelah terdampar sudah dua kali, yakni di pantai di Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, pada 17 Mei 2021. Dugong juga pernah ditemukan di pantai Desa Lebak.

Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk terus melestarikan lamun, yang merupakan makanan utama dugong serta menjaga dan  melindungi keberadaannya. Mamalia laut jenis dugong ini merupakan salah satu biota langka dan dilindungi oleh negara melalui Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan jenis Tumbuhan dan Satwa.

"Peraturan itu juga dipertegas Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut," katanya.

Diketahui, dugong atau yang lebih dikenal dengan nama duyung adalah salah satu mamalia laut langka yang hidup diperairan tropis yang tersebar diberbagai penjuru dunia seperti Indo Pasifik, Afrika Timur hingga Kepulauan Solomon.

Dugong memiliki panjang sekitar 2,4 - 3 meter dengan berat 230 - 930 kg. Hewan ini terlahir dengan warna krem pucat, seiring bertambahnya usia warnanya akan menjadi lebih gelap hingga abu-abu gelap di bagian punggung.