Satu Dokter di Makassar Meninggal karena COVID-19
Unsplash/Ilustrasi

Bagikan:

MAKASSAR - Satu dokter di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal dunia. Dokter ini terpapar COVID-19.

Kabar duka ini disampaikan Ketua IDI Kota Makassar, Dr Siswanto Wahab, didampingi pejabat Humas IDI Kota Makassar, Dr Wachyudi Muchsin.  

"Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah senior , guru dan rekan sejawat kami Prof dr. Nuraeny Malawat, SpKJ, di RS WS. Semoga Allah ampuni dosa-dosa beliau, di terima amal beliau dan menempatkan beliau di sisi-Nya. Amiin," kata ketua IDI Kota Makassar, dr Siswanto Wahab, Rabu, 6 Januari.

Sebelumnya, ada tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia pada akhir tahun 2020. Total ada ada sepuluh dokter Makassar yang gugur, berjuang di garda terdepan melawan COVID-19. 

Dengan makin banyaknya, dokter yang gugur, kata Dr Anto, harusnya makin menyadarkan masyarakat agar jangan menganggap remeh pandemi COVID-19. Saat ini tingkat penyebarannya lebih massif akibat klaster Pilkada dan klaster liburan akhir tahun dari awal penyebaran virus corona. 

"Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju COVID-19," terangnya. 

Apalagi, saat ini, tingkat penularan COVID-19, kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular. 

Dokter Anto mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 persen lebih tinggi.

"Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi'," sebutnya.

Dr Anto, menjelaskan, tingginya penularan COVID-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen. 

Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Di Sulsel, kasus COVID-19 terus meningkat. Pada Rabu 6 Januari 2021, ada 463 kasus baru di mana Makassar sebagai pusat episentrumnya. 

"Penularan COVID-19 dikhawatirkan bakal semakin meningkat pasca liburan Natal 2020 dan tahun baru 2021. Oleh karena itu, IDI Kota Makassar mendukung pemerintah untuk pengetatan protokol kesehatan hingga kurva positif COVID-19 menurun," terangnya.