PDIP Ogah Gabung Koalisi Perubahan Tapi Buka Pintu dengan KIB, PAN: Dalam Politik Segala Kemungkinan Terbuka
Sekjen PAN Eddy Soeparno/DOK VOI-Rizky Adytia

Bagikan:

JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) menanggapi sinyal PDI Perjuangan (PDIP) yang menutup pintu untuk berkoalisi dengan Koalisi Perubahan yang dibangun NasDem, Demokrat dan PKS.

Namun, PDIP membuka pintu untuk bekerja sama dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar, PAN dan PPP. 

Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, dinamika politik jelang Pemilu 2024 masih sangat dinamis. Menurutnya, waktu satu tahun ke depan akan menghasilkan keputusan politik yang saat ini tak bisa diprediksi. 

"Ini namanya politik. Kalau politik kan segala sesuatunya itu terbuka seni dari segala kemungkinan. Jadi saya kira kita masih punya waktu satu tahun menjelang pilpres, dan dari pilpres ke pilpres itu kan selalu keputusannya adanya di ujung. Jadi kita punya waktu yang banyak. Saya kira politiknya juga masih dinamis," ujar Eddy usai menghadiri acara puncak Harlah ke-50 PPP di BSD, Tangerang Selatan, Jumat, 17 Februari, malam. 

Eddy pun menyambut baik jika PDIP menyatakan ingin berkoalisi dengan KIB. Apalagi, dalam waktu dekat akan ada rencana pertemuan Ketua Umum OAN Zulkifli Hasan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani. 

"Segala sesuatu bisa terjadi, jadi saya pikir kemungkinan (koalisi) semuanya ada, dan PAN kembali lagi membuka pintu dan ruang selebar-lebarnya untuk berdialog, berdiskusi dengan semua partai politik tidak terkecuali (PDIP)," jelas Eddy. 

Sebelumnya, politikus PDIP Masinton Pasaribu memberikan sinyal bahwa partainya tidak akan bergabung dengan koalisi perubahan yang tengah dibangun Partai NasDem, Demokrat dan PKS.

Masinton mengatakan, selama ini partai politik koalisi pemerintah yang di dalamnya termasuk PDIP telah membuat banyak perubahan di bidang pembangunan. Karenanya, dia merasa partainya tak perlu lagi berkoalisi dengan koalisi yang mengatasnamakan perubahan tersebut.

“PDIP bersama dengan teman-teman dalam koalisi pemerintahan Pak Jokowi ini sudah melakukan langkah perubahan, jadi dalam fase pertama 2014, 2016, dan sekarang 2019 ke 2024,” ujar Masinton, Kamis, 16 Februari. 

“Ini memang berjalan di rel perubahan. Banyak hal yang kita tadinya di republik ini kita tidak lihat, dan tidak kita rasakan, kali ini kita rasakan, pembangunan,” imbuhnya.

Masinton pun mengaku heran ada koalisi yang masih mengusung gerakan perubahan saat bangsa Indonesia telah berjalan di jalur yang sudah tepat.

“Kalau PDI-P bergabung dengan teman-teman yang mau ubah rumahnya, apa lagi yang mau kita ubah?," katanya.

 Namun, kata Masinton, PDIP bisa bekerja sama dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Gerindra dan PKB, juga dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi Golkar, PAN dan PPP.

"Penjajakan-penjajakan itu penting, kita bukan orang dulu baru ngumpul-ngumpulin tadi, kita menjajaki kerja sama dulu, artinya kita bisa dengan teman-teman di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, bisa dengan teman-teman Koalisi Indonesia Bersatu, tapi kalau dengan Koalisi Perubahan kayaknya mohon maaf Bang," katanya.