Akrabnya Jokowi dan Ganjar di Jateng Jadi Bukti Tak Ada Keretakan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjemput Presiden Jokowi di Bandara Adi Sumarmo, Sabtu 8 April (Istmewa)

Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Politik SMRC Saidiman Ahmad, menyoroti momen keakraban Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo pada kunjungan kerja di Jawa Tengah beberapa hari terakhir ini.

Sebab hubungan keduanya sempat diisukan renggang lantaran beda sikap terkait penolakan Israel yang berujung pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

Menurut Saidiman, keakraban Jokowi dengan Ganjar membuktikan bahwa tidak ada keretakan hubungan antara kedua tokoh tersebut. Adapun sikap Ganjar yang menolak Israel, kata dia, itu merupakan sikap partainya yakni PDIP meski Jokowi juga merupakan kader. Terlebih, penolakan tersebut juga berkaitan dengan keamanan yang berpotensi ditimbulkan.

"Saya tak melihat ada kerenggangan dengan Ganjar. Jadi, saya mungkin kurang sepakat ada perbedaan antara Pak Jokowi dengan kader yang lain. Saya percaya mereka sudah kalkulasi dampak negatif dan positif dari kehadiran Israel," ujar Saidiman, Selasa, 11 April.

Disisi lain, Saidiman menilai, justru keakraban tersebut seolah menempatkan Ganjar sebagai tokoh yang paling potensial untuk meneruskan kepemimpinan Jokowi. Ganjar dianggap paling layak meneruskan program besar Jokowi, seperti membangun Ibu Kota Negara baru, kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga mewujudkan Indonesia emas pada 2045.

Ditambah lagi, dalam hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI), sebanyak 39,3 persen pemilih Jokowi pada Pilpres 2019 memilih Ganjar. Untuk itu, Saidiman tidak melihat sosok di luar Ganjar yang lebih sempurna merepresentasikan kelompok politik Jokowi.

"Selain bahwa ia secara formal adalah kader PDIP sama dengan Jokowi. Kedua, kalau kita lihat karakter Jokowi sama dengan Ganjar, sama-sama berasal dari kepala daerah yang sukses di Jateng. Menurut publik di Jateng ya Pak Ganjar dianggap gubernur yang sukses, punya karakter yang sama dengan Jokowi," jelasnya.

Saidiman pun meyakini, Jokowi bakal tetap menempatkan Ganjar di peringkat pertama sosok yang didukungnya pada Pilpres 2024. Meskipun pada saat yang sama, Jokowi juga menjalin komunikasi dengan tokoh seperti Prabowo Subianto dan ketua umum parpol lain. Hal itu menurutnya, hanya sebagai upaya menjaga koalisi tetap solid.

"Kalau kita lihat di antara tokoh yang potensial dan dipercaya melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi, saya melihat masih pada sosok Ganjar, bukan pada yang lain. Walaupun dia terlihat mengendorse juga Pak Prabowo, menyebut Airlangga dan nama-nama lain, tapi saya masih melihat bahwa kader yang paling mendekati Jokowi adalah Ganjar," kata Saidiman.