Ukraina Klaim Berhasil Jatuhkan Rudal Hipersonik Kinzhal, Kalibr dan Iskander Milik Rusia, Berkat Pertahanan Udara Barat?
Dampak serangan rudal dan drone kamikaze Rusia di Kyiv. (Wikimedia Commons/Ministry of Internal Affairs of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Ukraina mengatakan pada Hari Selasa, mereka telah menembak jatuh enam rudal Kinzhal Rusia dalam satu malam, menggagalkan senjata yang digembar-gemborkan Moskow sebagai rudal hipersonik generasi terbaru yang tidak dapat dihentikan.

Ini adalah pertama kalinya Ukraina mengklaim telah menembak jatuh seluruh rudal Kinzhal, dan jika dikonfirmasi, ini akan menjadi demonstrasi keefektifan pertahanan udara Barat yang baru saja dikerahkan di Kyiv.

Sirene serangan udara meraung-raung di hampir seluruh Ukraina pada Hari Selasa pagi, terdengar di ibu kota Ukraina dan wilayah sekitarnya selama lebih dari tiga jam.

"Misi musuh adalah menebar kepanikan dan menciptakan kekacauan. Namun, di zona operasional utara (termasuk Kyiv), semuanya terkendali," kata Komandan Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Serhiy Naev, melansir Reuters 16 Mei.

Enam Kinzhal termasuk di antara 18 rudal yang ditembakkan Rusia ke Ukraina semalam, menerangi Kyiv dengan kilatan cahaya dan hujan puing-puing setelah rudal-rudal itu ditembakkan dari langit.

Tidak jelas senjata Barat mana yang digunakan Ukraina untuk mengalahkan Kinzhal. Pentagon tidak segera memberikan komentar.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menghancurkan sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara Patriot buatan AS dengan rudal Kinzhal, demikian yang dilaporkan oleh media militer Zvezda.

rudal kinzhal
Rudal hipersonik Kinzhal pada jet tempur MiG-31 Rusia. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/The Presidential Press and Information Officetion)

Namun, panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina Jenderal Valeriy Zaluzhnyi mengatakan, semua rudal tersebut telah berhasil dicegat.

Pihak berwenang Kyiv mengatakan tiga orang terluka akibat tertimpa reruntuhan.

"Itu luar biasa dalam hal kepadatannya - jumlah maksimum rudal serangan dalam waktu singkat," ujar Serhiy Popko, kepala administrasi militer Kota Kyiv, melalui Telegram.

Zvezda mengutip Kementerian Rusia mengatakan, serangan tersebut ditujukan pada unit-unit tempur Ukraina dan tempat penyimpanan amunisi.

Jenderal Zaluzhnyi mengatakan pasukannya telah mencegat enam Kinzhal yang diluncurkan dari pesawat terbang, serta sembilan rudal jelajah Kalibr dari kapal-kapal di Laut Hitam dan tiga Iskander yang ditembakkan dari darat.

Terpisah, Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di AS mengatakan, Kinzhal dengan cepat berakselerasi hingga Mach 4 (4.900 km/jam) setelah diluncurkan, dapat mencapai kecepatan hingga Mach 10 atau 10 kali kecepatan suara. Sementara, senjata hipersonik melaju setidaknya lima kali kecepatan suara.

"Perlu dicatat bahwa sebutan Rusia untuk Kinzhal sebagai rudal 'hipersonik' agak menyesatkan, karena hampir semua rudal balistik mencapai kecepatan hipersonik (yaitu di atas Mach 5) pada suatu saat selama penerbangannya," tulis CSIS di situs webnya, menggambarkan rudal tersebut.

Diketahui, rudal Kinzhal, yang namanya berarti belati, dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir hingga 2.000 km. Rusia menggunakan senjata ini dalam peperangan untuk pertama kalinya di Ukraina tahun lalu, hanya mengakui menembakkan rudal ini dalam beberapa kesempatan.

Presiden Rusia Vladimir Putin sering memuji Kinzhal sebagai bukti perangkat keras militer Rusia yang mengalahkan dunia, yang mampu menghadapi NATO.