Jokowi Tak Mau Bonus Demografi RI Seperti Negara di Afrika, Bikin Angka Pengangguran Melonjak
Presiden Jokowi dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 terkait RPJPN 2024-2045 di Djakarta Theater, Kamis, 15 Juni. (Diah-VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyoroti kondisi puncak bonus demografi di Indonesia pada tahun 2030. Kepala negara memperkirakan 68,3 persen penduduk Indonesia saat ini masuk kelompok usia produktif.

Hal ini diungkapkan Jokowi dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 terkait rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2024-2045.

"Bomus demografi itu hanya terjadi 1 kali dalam peradaban sebuah negara, ini bisa jadi peluang, tapi ini bisa menjadi sebuah bencana kalau kita tidak bisa mengelolanya," kata Jokowi di Djakarta Theater, Kamis, 15 Juni.

Jokowi ingin Indonesia memanfaatkan bonus demografi dengan sebaik-baiknya. Ia tak mau kondisi perekonomian RI justru memburuk seperti salah satu negara di Afrika.

Pada negara tersebut, Jokowi menyebut bonus demografi pada tahun 2015 di negara tersebut menimbulkan dampak peningkatan angka pengangguran beberapa tahun setelahnya.

"Di sebuah negara di Afrika di 2015 juga mendapat bonus demografi, tapi dalam 7 tahun justru yang terjadi pengangguran melonjak menjadi 33,6 persen. Saya tudak usah sebut negaranya di mana. Saya yakin bapak-ibu dan saudara-suadara tahu. Kita tidak ingin terjadi seperti itu," urainya.

Karenanya, Jokowi meminta jajarannya hingga unsur masyarakat untuk bekerja keras memanfaatkan peluang bonus demografi yang bakal terjadi 7 tahun mendatang.

"Kita harus punya perencanaan taktis, bukan pencanangan tapi perencanaan, visinya juga visi taktis, punya strategi juga yang taktis karena kita berkompetisi dengan negara lain," tutur Jokowi.

Di lokasi yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut pemerintah memiliki sejumlah target yang bakal dicapai Indonesia pada tahun 2045.

Hal ini disampaikan Suharso dalam peluncuran Indonesia Emas 2045 yang memaparkan rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) 2024-2045 yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

"Di tahun 2045, bangsa Indonesia kita harapkan akan menjadi negara dengan pendapatan perkapita setara negara maju, negara yang diperkirakan kita akan mencapai 30.300 US dolar per kapita atau kita akan mencapai 21.000 pada tahun 2037," ucap Suharso.

Selain itu, saat memasuki Indonesia Emas 2025, pemerintah juga menargetkan RI bakal masuk dalam 5 besar negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Kemudian, Indonesia juga diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan menjadi 0,5 sampai 0,8 persen. Di mana, saat ini angka kemiskinan di Tanah Air berada di angka sekitar 9 persen.

Terkait