Dinkes Banyuwangi Akui Kesulitan Deteksi Kasus Baru COVID-19
Tenaga medis saat masa pandemi Covid-19 pada 2022 (ANTARA)

Bagikan:

BANYUMAS - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat, menyatakan saat ini pihaknya mengalami kesulitan untuk mengindentifikasi kasus Covid 19 di Banyuwangi. Penyebabnya adalah penolakan dari pasien untuk melakukan tes swab.

"Saat ini kami tengah menghadapi tantangan serius dalam mengidentifikasi kasus-kasus baru karena sebagian besar pasien menolak proses swab, sehingga menyulitkan tenaga medis dalam melakukan identifikasi secara akurat," kata Amir Hidayat Senin, 18 Desember.

Dinas Kesehatan Banyuwangi telah menyediakan 2.000 dosis vaksin Covid-19 yang dapat diakses masyarakat di Pusat Kesehatan Masyarakat yang ada di bumi Blambangan.

Diketahui bahwa saat ini, varian Covid -19 yang beredar di Indonesia adalah varian Omicron, dengan sub-variant Eris EG.5 dan EG.2. Terbaru, muncul sub-variant Eris EG 5.1 dan turunannya, HK.3.

Amir menjelaskan sub varian Eris memiliki kecepatan penyebaran yang cukup  tinggi.

"Untuk itu kami akan mengeluarkan imbauan masyarakat meningkatkan kekebalan tubuh serta menyiapkan vaksinasi, terutama bagi yang belum menerima suntikan booster kedua,” jelas Amir.

Dinkes Banyuwangi bekerja sama dengan Polresta Banyuwangi juga membuat 9 pos pelayanan keamanan dan kesehatan gabungan yang tersebar dari wilayah utara Kecamatan Wongsorejo hingga wilayah Selatan di Kecamatan Kalibaru.

Amir berpesan agar masyarakat mengetahui etika dalam bersin dan batuk di luar maupun di dalam ruangan.

"Pandemi sudah tidak ada tetapi Covid-19 masih ada di sekitar kita, ini yang perlu diwaspadai. Terutama saya ingin pesan etika bersin dan batuk. Teman -teman itu kan terkadang kalau bersin dan batuk itu tidak ditutup itu sudah menyebar kemana-mana,'' pungkasnya.