Momen Jokowi Sebut Pelajar SD di Magelang Kurus Mirip Dirinya Saat Kecil
Jokowi dan Rajendra (Tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden/VOI)

Bagikan:

MAGELANG - Ada momen lucu saat Presiden Joko Widodo menyerahkan Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) Tahun 2024 di Lapangan Tenis Moncer Serius, GOR Samapta, Magelang, Jawa Tengah, Senin, 22 Januari.

Jokowi menyebut salah satu pelajar sekolah dasar di Magelang bernama Rajendra bertubuh kurus, sama seperti dirinya waktu kecil. Awalnya Jokowi berpidato mengenai manfaat dari PIP bagi para pelajar. 

Usai berpidato, Jokowi kemudian berinteraksi dengan para siswa SD, SMA/SMK yang hadir lewat pertanyaan siapa yang mengetahui lima butir Pancasila. Bagi yang mengetahui akan diberi hadih satu unit sepeda. 

Di kesempatan pertama, Jokowi menunjuk salah satu siswa SD yang belakangan diketahui bernama Rajendra, siswa SD Kemiri Rejo I. 

Sebelum yang bersangkutan mengucapkan Pancasila, Jokowi menepuk-nepuk punggung dan berkelakar kalau siswa tersebut kurus. 

"Ini kurus kayak saya waktu kecil," kata Jokowi disambut tawa dari para hadirin. 

"Iya benar ini dulu saya kecil seperti Rajendra ini," lanjut Jokowi. 

Jokowi kemudian mempersilakan Rajendra mengucapkan Pancasila mulai dari sila pertama hingga kelima. Siswa SD kelas III ini, meski terbata-bata dan sempat lupa sila kedua dan kelima mampu mengucapkan sampai akhirnya diberi hadiah satu unit sepeda. 

"Anak-anak kalau pas duduk hafal (Pancasila) tapi pas naik panggung hilang semuanya, blank," kata Jokowi sambil tersenyum. 

"Sepedanya diambil," ucap Jokowi. 

Sejumlah pelajar di Magelang, Jawa Tengah, berharap bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) dilanjutkan karena bermanfaat membantu pelajar yang kurang mampu. Nesya, salah satu siswa SMK yang berkesempatan berdialog dengan Presiden Jokowi, mengatakan bahwa PIP atau Kartu Indonesia Pintar telah membantu anak-anak yang kurang mampu bersekolah.

"Menurut saya untuk manfaat dari Kartu Indonesia Pintar ini bisa membantu anak-anak yang kurang mampu untuk bisa memenuhi sekolahnya sehingga tidak memutus sekolah para anak-anaknya sehingga bisa melanjutkan sampai jenjang yang lebih tinggi lagi," ujar Nesya.

Nesya telah merasakan langsung manfaat program tersebut sejak ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Menurutnya, PIP atau KIP telah membantunya dalam memenuhi biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), biaya praktik, dan kebutuhan sekolah lainnya terutama karena ia menempuh pendidikan di sekolah swasta.

"Sangat terbantu, dari SD untuk kebutuhan sekolahnya sudah tercukupi pakai KIP. Apalagi sekarang di sekolah--kan sekolahnya swasta--jadi untuk pembayaran SPP, praktik, itu sangat terbantu dengan adanya KIP," jelasnya.