Mengenal Pilot Fatigue, Aturan Terbang, dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi pilot (Pixabay)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Mengenal pilot fatigue bisa bisa dipahami dari contoh kasus penerbangan yang belum lama ini terjadi, dimana pilot Batik Air tertidur saat terbang. Kasus itu tidak hanya menjadi fokus maskapai Batik Air namun juga menuai perhatian dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), hingga pengamat penerbangan.

Artikel ini akan menjelaskan apa itu pilot fatigue, mulai dari aturan, cara mencegah, hingga bahaya yang mengintai.

Mengenal Pilot Fatigue

Secara sederhana, pilot fatigue adalah sebuah kondisi di mana pilot mengalami kelelahan. Ada banyak faktor yang memicu pilot pesawat penerbangan komersial mengalami kelelahan seperti kurang tidur, terjaga karena suatu hal dalam waktu lama, gangguan ritme sirkadian, hingga tuntutan beban kerja.

Kondisi fatigue memang bisa dialami oleh siapa saja dengan profesi apa saja, termasuk pilot. Salah satu pemicu pilot mengalami fatigue adalah gangguan ritme sirkadian. Gangguan itu bisa terjadi karena shift malam atau perubahan zona waktu yang memicu kelelahan hingga menurunnya kewaspadaan dan performa pilot termasuk selama penerbangan.

Selain karena gangguan ritme sirkadian, pilot fatigue juga bisa terjadi karena beban kerja yang terlalu berat. Artinya pilot bisa terlalu banyak mengambil jam terbang melebihi durasi yang direkomendasikan.

Dikutip dari Kementerian Perhubungan RI, International Civil Aviation Organization (ICAO) telah menetapkan bahwa maksimal jam terbang seorang pilot dalam waktu 7 hari adalah 30 jam, sedangkan jam terbang dalam satu bulan maksimal adalah 110 jam, dan jam terbang satu tahun 1050 jam terbang.

Sebagai contoh, di hari ke-6 seorang pilot sudah memiliki jam terbang selama 29 jam. Agar tak melebihi jam terbang, pilot harus menolak terbang di hari ke-7 karena akan melebihi batas maksimal yang ditetapkan selama sebulan. Pilot harus menolak jika maskapai memintanya untuk tetap terbang di hari ke-7.

Cara Mencegah Pilot Fatigue

Dikutip dari situs scconline, kelelahan pilot selama penerbangan bisa ditangani dengan dua jenis cara yakni non-farmakologis dan farmakologis. Cara non-farmokologis dilakukan tanpa melibatkan obat-obatan yakni dengan cara berikut ini.

  • Tidur Bergantian

Pilot bisa meminta izin untuk tidur sebentar secara bergantian asal dalam satu pesawat terdapat dua pilot. Aturan ini pula yang diterapkan oleh maskapai penerbangan misalnya Air Canada dan British Airways.

  • Latihan Fisik

Pilot juga harus melakukan latihan fisik ringan untuk meningkatkan stamina, memperbaiki postur, dan sebagainya secara teratur.

  • Atur Pola Hidup dan Asupan Cahaya Matahari

Pilot juga harus bisa atur waktu tidur, makan, serta harus cukup mendapat asupan cahaya matahari pagi. Kebiasaan ini akan membantu meningkatkan performa.

Sedangkan cara farmakologis adalah dengan melibatkan obat. Dalam kasus ini, pilot bisa menggunakan obat tidur untuk mengatasi gangguan tidurnya jika dirasa kurang. Untuk mendapatkan obat hipnotik disarankan untuk konsultasi ke dokter lebih dulu.

Selain mengenal pilot fatigue, kunjungui VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.