Minta Sekutu Kirim Tambahan Pertahanan Udara, Presiden Zelensky: Rusia Gunakan lebih dari 9.000 Bom Berpemandu
Ilustrasi bantuan militer Barat untuk Ukraina. (Twitter/@DefenceU)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Hari Jumat menyerukan agar sistem pertahanan udara tambahan segera dikirim ke Kyiv untuk membantu melindungi negara itu dari serangan Rusia.

"Tahun ini, jet Rusia (telah) menggunakan lebih dari 9.000 bom udara berpemandu terhadap Ukraina dan kami membutuhkan kemampuan untuk menembak jatuh pesawat tempur udara tersebut sehingga mereka tidak mendekati posisi dan perbatasan kami," kata Presiden Zelensky dalam pertemuan virtual yang dipimpin Amerika Serikat untuk membahas bantuan senjata bagi Ukraina, melansir Reuters 26 April.

Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin mengatakan, pertemuan itu akan fokus untuk membahas kemampuan pertahanan udara Ukraina.

"Sementara kami menunggu keputusan mengenai dukungan Amerika, tentara Rusia berhasil mengambil inisiatif di medan perang," terang Presiden Zelensky.

"Saat ini kami masih bisa, tidak hanya menstabilkan garis depan, namun juga bergerak maju untuk mencapai tujuan Ukraina dalam perang," tambahnya.

Pertemuan itu terjadi beberapa hari setelah Kongres keluar dari kebuntuan selama setengah tahun, untuk menyetujui paket bantuan senilai 61 miliar dolar AS untuk Ukraina. Pemerintahan Presiden Joe Biden dengan cepat mengumumkan artileri, pertahanan udara dan perangkat keras lainnya senilai 1 miliar dolar AS akan segera dikirim ke garis depan Ukraina.

Amerika Serikat berharap pengiriman persenjataan barunya akan membantu Ukraina membangun kembali pertahanan dan mereparasi pasukannya, ketika negara itu pulih dari kekurangan bantuan Amerika. Namun, Washington memperkirakan Kyiv tidak akan melancarkan operasi ofensif skala besar terhadap pasukan Rusia dalam waktu dekat.

Masuknya senjata dapat meningkatkan peluang Kyiv untuk mencegah terobosan besar Rusia di wilayah timur, hanya lebih dari dua tahun sejak dimulainya invasi besar-besaran Moskow, kata para analis militer.

Namun, masih belum jelas seberapa besar tekanan yang dapat diterapkan Kyiv terhadap Rusia setelah berbulan-bulan menjatah artileri karena persediaannya semakin menipis. Kyiv juga menghadapi kekurangan sumber daya manusia di medan perang serta masih ada pertanyaan mengenai kekuatan benteng pertahanannya di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km (621 mil).