Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Anies: Bukan Berarti yang Berbeda Lebih Buruk
Anies Baswedan (DOK Diah Ayu/VOI) \

Bagikan:

JAKARTA - Anies Baswedan menanggapi peryataan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan yang berpesan agar Prabowo Subianto tak membawa orang "toxic" ke pemerintahannya.

Anies mengartikan orang "toxic" yang dimaksud Luhut merupakan orang-orang yang memiliki perbedaan pandangan dengan kubu Prabowo.

Menurut Anies, perbedaan pendapat merupakan sikap yang harus dihargai oleh semua orang. Mereka tak bisa diartikan sebagai pengganggu atau perusak.

"Karena ketika kita memiliki pandangan yang berbeda, bukan berarti yang berbeda itu lebih buruk. Apalagi yang berbeda itu dianggap meracuni. Belum tentu," kata Anies di kediamannya, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Mei.

Anies mengklaim dirinya cenderung menghindari diksi-diksi yang memberikan label merendahkan atas perbedaan pandangan. Menurutnya, hal itu merupakan penghargaan pada prinsip demokrasi.

Sehingga, menurut mantan capres Pemilu 2024 ini, pemegang kekuasaan harus bisa menerima kritik dari perbedaan pandangan pihak tertentu.

"Ketika ada sebuah rencana dapat kritik, itu sehat sekali. Sehingga, yang punya rencana itu harus memberikan penjelasan lebih dalam, argumen lebih luas, itu baik untuk seluruh masyarakat termasuk bagi yang merencanakan kebijakan," jelasnya.

Sebelumnya, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024–2029, untuk tidak membawa orang "toxic" atau bermasalah ke kabinetnya.

“Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke kepemerintahanmu, itu akan sangat merugikan kita,” ujar Luhut dalam acara “Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth” di Jakarta, Jumat, 3 Mei.

 

Pesan tersebut Luhut sampaikan menyambung pelajaran yang ia peroleh setelah bekerja dalam kabinet Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir. Menurutnya, yang menjadi permasalahan dalam pemerintahan Indonesia adalah regulasi-regulasi oleh pemerintah yang bertentangan dengan kepentingan nasional.

“Saya memperbaiki banyak permasalahan itu,” kata Luhut.