JAKARTA - Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi yang terjadi beberapa kali pada Jumat pagi.
Gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memuntahkan kolom abu setinggi 400 meter di atas puncaknya, menandakan peningkatan aktivitas yang perlu diwaspadai oleh masyarakat sekitar.
"Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.31 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl," ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Saat letusan terjadi, kolom abu terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang bergerak ke arah timur laut. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 159 detik.
Selanjutnya, pada pukul 04.32 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi. Meskipun visual letusan tidak terlihat, alat pencatat gempa mencatat amplitudo maksimum 22 mm dengan durasi 138 detik.
"Kemudian, pada pukul 05.48 WIB, erupsi kembali terjadi dengan kolom abu mencapai ketinggian 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl," lanjutnya.
BACA JUGA:
Kolom abu masih terlihat berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Amplitudo maksimum yang tercatat pada erupsi ini mencapai 22 mm dengan durasi 123 detik.
Sebagai langkah mitigasi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah larangan beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak erupsi.
Di luar radius tersebut, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi bahaya awan panas dan aliran lahar yang dapat mencapai 13 kilometer dari puncak.
"Selain itu, masyarakat juga tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, guna menghindari bahaya lontaran material pijar," tambahnya.
Warga yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, diingatkan untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, serta lahar hujan yang bisa mengancam pemukiman dan aktivitas sehari-hari.