JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tidak hanya merusak infrastruktur tapi juga menghambat perekonomian masyarakat. Sebab, kerugian akibat kerusakan dan penurunan aktivitas ekonomi mencapai Rp144.463.511.000.
"Sektor ekonomi juga terdampak cukup besar dengan nilai kerusakan mencapai Rp130.275.000.000 serta kerugian akibat penurunan aktivitas ekonomi sebesar Rp14.188.511.000," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya yang dikutip Sabtu, 29 Maret.
"Hal ini mencerminkan bagaimana bencana banjir tidak hanya merusak infrastruktur fisik tetapi juga menghambat roda perekonomian masyarakat," sambungnya.
Sementara untuk sektor infrastruktur kerusakan mencapai Rp45.880.000.000 dengan kerugian akibat gangguan akses transportasi dan fasilitas umum mencapai Rp110.117.582.000.
Kemudian, banjir juga membuat sektor sosial mengalami kerugian hingga Rp36.786.198.314. "Mencakup gangguan layanan kesehatan, pendidikan, serta peningkatan kebutuhan sosial bagi masyarakat terdampak," ujar Muhari.
Untuk mencegah kejadian ini berulang, BNPB telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC). Langkah ini bertujuan supaya intensitas hujan di kawasan Jabodetabek bisa dikendalikan.
Upaya pemulihan melalui rehabilitasi dan rekonstruksi juga dilaksanakan, Kata Muhari. "Selain itu, guna mengantisipasi potensi pergerakan tanah, pemerintah akan merelokasi sebanyak 428 unit rumah di Desa Bojong Koneng, Cijayanti dan Karang Tengah ke Sentul City," jelasnya.
BACA JUGA:
"Sementara itu, sembilan unit rumah di Kampung Pensiunan akan dipindahkan ke wilayah Cisarua untuk memastikan keamanan hunian bagi warga terdampak," tegas Muhari.
Tak sampai disitu, kegiatan operasi manajemen krisis atau OMC sudah dilaksanakan hingga 20 Maret lalu dan akan dilanjutkan ke daerah Jawa Tengah serta Jawa Timur.
"BNPB terus berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan percepatan pemulihan dan kesiapan menghadapi potensi bencana serupa di masa mendatang," pungkas Muhari.