Bagikan:

JAKARTA - Gangguan layanan transfer antarbank pada aplikasi JakOne Mobile Bank DKI belum sepenuhnya normal. Secara bertahap, Bank DKI mulai kembali membuka layanan transfer antarbank pada skema real time online (RTOL).

Namun, layanan transfer antarbank melalui BI-fast hingga kini belum dapat digunakan. Hal inilah yang dikeluhkan oleh para nasabah Bank DKI. Salah satunya adalah pegawai bernama Geri.

"Sampai sekarang sih belum bisa nih pakai BI-Fast. Saya kan biasanya pakai BI-Fast, lebih murah soalnya," tutur Geri pada Selasa, 20 Mei.

Geri mengaku belum tersedianya layanan transfer antarbank via BI-fast mengakibatkan dirinya harus merogoh kocek lebih banyak dari pengenaan biaya administrasi. Sebab, biaya admin lewat BI-fast hanya dikenakan sebesar Rp2.500, sementara biaya lewat RTOL mencapai Rp6.500 sekali transfer.

"(Transfer via RTOL) itu saja lebih dari dua kali lipat lebih mahal. Kerasa berat juga kalau berkali-kali transfer," jelasnya.

Geri pun berharap manajemen Bank DKI bisa segera menyelesaikan gangguan layanan hingga pulih sepenuhnya. Mengingat, terdapat perombakan sejumlah jabatan direksi baru pascagangguan layanan.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank DKI Agus H. Widodo mengumumkan layanan transfer antarbank melalui skema real time online (RTOL) di aplikasi JakOne Mobile telah kembali normal dan dapat digunakan oleh nasabah.

"Selain melalui JakOne Mobile, transaksi transfer antar-bank juga dapat dilakukan melalui Jaringan ATM Bank DKI yang tersedia 24 jam," kata Agus kepada wartawan, Selasa, 6 April.

Namun, Agus mengakui masih terdapat layanan yang belum dapat digunakan selama proses pemulihan sistem yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Layanan transfer antarbank melalui skema BI Fast melalui aplikasi JakOne Mobile masih dalam proses koordinasi lebih lanjut dengan pihak regulator," tutur dia.

Agus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami nasabah selama proses pemulihan sistem berlangsung. Ia menekankan, proses pemulihan dilakukan secara menyeluruh dan hati-hati dengan mengedepankan keamanan sistem dan kenyamanan nasabah, sehingga dilakukan secara bertahap.

Selama periode pemulihan, kerahasiaan dan keamanan data, dan dana nasabah pun tetap terjaga dan dana nasabah tidak mengalami pengurangan.

"Kami memahami bahwa aktivitas pemeliharaan sistem ini telah memberikan ketidaknyamanan bagi sebagian nasabah. Namun, hal ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk terus meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan keandalan layanan digital Bank DKI," tutur Agus.