Viral Rekaman Ibu Berhijab yang Memaki Polisi, Ini Saran Kasandra Putranto Biar Jera
Kasandra Putranto berkomentar soal perilaku arogan ibu berhijab dan juga warga lainnya. (Instagram.com/a.kasandraputranto)

Bagikan:

JAKARTA – Khalayak tersentak menyaksikan rekaman video singkat yang viral seorang ibu berhijab yang dengan garangnya memaki aparat kepolisian yang bertugas dalam pencegahan mudik sebelum lebaran. Peristiwa itu terjadi di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi sebelum lebaran. Menurut psikolog Kasandra Putranto perlu ada efek jera agar perbuatan seperti itu tidak berlalu begitu saja.

Apa yang terjadi pada ibu yang bernama Hesti dan seorang pria yang semobil dengannya yang belakangan diketahui bernama Raminto adalah 3M, yaitu marah, maaf dan mewek. Agar tak terulang kembali perlu ada efek jera. Ini bisa menjadi pelajaran bagi yang bersangkutan danjuga bagi orang lain.

Selain ibu berhijab itu, ada juga perempuan bernama Gustuti Rohmawati. Dia viral di media sosial karena memarahi petugas di pos penyekatan Simpang Jalan Lingkar Selatan, Ciwandan, Cilegon. Padahal, petugas hanya menjalankan tugasnya untuk memutar balik para pengendara yang akan menuju Carita. 

Ibu Berhijab saat meminta maaf atas perbuatannya, (Istimewa)
Ibu Berhijab saat meminta maaf atas perbuatannya, (Istimewa)

Psikolog Klinis Kasandra Putranto mengatakan, dari dua kasus ini pemberian sanksi terhadap para pemudik yang arogan ketika dilarang bertujuan agar tidak ada lagi kasus serupa. "Harus ada konsekuensi karena harus ada hukuman supaya ada efek jera," ujar Kasandra kepada Rizky Aditya Pratama dari VOI, yang menghubunginya Selasa, 18 Mei.

Sanksi ini untuk mencegah pola pikir masyarakat yang bisa menganggap remeh teguran dari petugas. Pelanggar termasuk menghalang-halangi petugas harusnya dihukum agar jadi contoh bagi masyarakat lain agar patuh peraturan.

"Kalau tidak ada efek jerat nantinya akan ada hal-hal serupa. (Kalau tidak ada sanksi) kan tinggal minta maaf aja tuh abis itu selesai," kata dia.

Di sisi lain, Kasandra juga menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendorong aksi arogan mereka. Misalnya, terkait kecerdasan intelektual.

"Kecerdasan intelektual itu apa? Ngerti bahwa kondisi lagi seperti ini (pandemi) ada larangan pemerintah, ada konsekuensi hukum, itu masuk kecerdasan intelektual," ungkap Kasandra.

Kemudian, faktor lainnya yakni kecerdasan emosional dan sosial. Kedua faktor ini juga sangat berpengaruh dengan sikap para pemudik. "Kecerdasan emosional itu bagaimana seseorang bisa mengendalikan dirinya. Kecerdasan sosial itu kemampuan untuk memahami pemahaman norma sosial, boleh nggak seperti ini atai itu. Norma hukum, norma agama," tutur dia.

Sebelumnya Psikolog Lita Gading juga punya saran yang serupa. Kalau orang arogan seperti ini perlu diberikan sanksi tegas agar bisa menjadi pelajaran bagi dirinya dan juga orang lain. Kalau perlu ditahan beberapa hari di sel. 

Jadi menurut Kasandra Putranto, harus ada tindakan yang memberikan efek jera kepada ibu berhijab dan juga perempuan yang bernama Gustuti Rohmawati yang begitu garang saat didcegat petugas dalam operasi pembatas mudik. Tujuannya agar ada efek jera dan pembelajaran bagi orang lain.