Masker 2 Lapis Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memakai masker 2 lapis (Instagram ericahyadi_)

Bagikan:

JAKARTA - Banyak ahli menyarankan penggunaan masker ganda untuk mencegah penyebaran COVID-19 yang mengganas belakangan ini. Masker dua lapis ini disarankan sebagai  langkah meminimalisir resiko penularan. 

Namun, penggunaan masker dobel tidak bisa dilakukan sembarangan karena akan mengganggu fungsi masker. Pasalnya, menggunakan masker medis dua sekaligus tidak akan bisa meningkatkan kemampuan filtrasi masker

"Jangan gabungkan 2 masker medis secara bersamaan," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito.

"Sebab masker medis tidak dirancang untuk bisa digunakan 2 lapis secara bersamaan karena tidak meningkatkan kemampuan filtrasi dan kesesuaian masker," sambungnya.

Wiku juga mengatakan, jenis masker KN95 juga tidak disarankan untuk digunakan rangkap baik dengan jenis masker yang sama atau berbeda sebagai lapisan pertama atau kedua.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memakai masker 2 lapis (Instagram ericahyadi_)

Namun untuk meningkatkan fungsinya, lanjut dia, masker medis bisa digunakan dobel dengan masker kain. Dia menyebut hal ini telah dibuktikan dalam penelitian. Masker medis bisa dijadikan lapisan pertama, kemudian dirangkap dengan masker kain.

"Kombinasi masker ganda memberikan perlindungan jauh lebih baik bagi pemakainya dan orang lain dibandingkan memakai masker kain saja, atau masker medis saja," tuturnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memakai masker 2 lapis (Instagram ericahyadi_)

Walkot Surabaya Mencontohkan

Soal penggunaan masker ganda alias masker dua lapis ini, Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Eri Cahyadi memberikan contoh. Masker dua lapis digunakannya saat berkegiatan.

Termasuk saat menemui tenaga kesehatan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang tampak memakai masker dua lapis menyampaikan rasa hormat dan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan pengelola rumah sakit.

“Sudah sejak sepekan terakhir ini saya berkeliling ke sejumlah rumah sakit. Selain ke perkampungan terkait prosedur penanganan klaster keluarga, menyiapkan fasilitas pemulasaran jenazah di Tempat Pemakaman Umum Keputih, mempercepat vaksinasi, dan tentu di sisi lain tetap mengawal program-program seperti penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang tahun ini kita perluas ada beasiswa ke sekolah swasta, bukan hanya negeri,” kata Eri Cahyadi, Kamis, 1 Juli.

“Sekali lagi saya harus menyampaikan kabar tidak enak ini: tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit terus meningkat. Di sebagian RS sudah 100 persen, sudah tidak bisa lagi menampung pasien Covid-19. IGD pun digunakann sebagai tempat perawatan,” sambungnya.

Pemkot Surabaya ditegaskan Eri Cahyadi terus berupaya menambah bed juga pada RS-RS swasta yang menjadi rujukan. Tempat isolasi di Asrama Haji juga ditambah kapasitasnya agar bisa mengurangi beban RS.

“Semua upaya ini butuh kerja bersama. Tak bisa egois. Saya benar-benar minta tolong, bukan untuk saya, tapi untuk keluarga panjenengan sendiri: untuk ibu, ayah, kakek, nenek, istri, suami, anak, kerabat. Ayo benar-benar taati protokol kesehatan,” pesan Walkot Surabaya Eri Cahyadi.