Meski Banyak RS Penuh, Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Perawatan Nakes Tertular COVID-19.
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah rumah sakit di Jakarta tak lagi memiliki ruang perawatan pasien COVID-19. Per tanggal 4 Juli, keterisian ruang isolasi pasien COVID-19 di 140 RS rujukan mencapai 92 persen dan ICU mencapai 94 persen.

Di tengah lonjakan kasus dan menipisnya kapasitas tempat tidur, Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Wicitra Anggara Sastroamidjojo meminta Pemprov DKI memprioritaskan perawatan kepada tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19.

“Ibarat perang, para nakes adalah prajurit yang berjuang di garis paling depan, karena itu harus kita lindungi dan prioritaskan,” kata Anggara kepada wartawan, Jumat, 9 Juli.

Lonjakan kasus COVID-19 juga berdampak pada banyaknya jumlah nakes yang terpapar virus corona saat menangani pasien. 

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mencatat jumlah tenaga kesehatan (nakes) terpapar virus covid-19 mencapai 324 orang dalam kurun 15 Mei-19 Juni 2021. Dari jumlah tersebut 23 orang di antaranya meninggal dunia. 

Secarra total sebanyak 6.056 nakes terpapar virus corona dan 314 nakes di antaranya gugur saat bertugas.

"Banyaknya nakes yang terpapar tidak lepas dari kondisi fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan menghadapi lonjakan pasien COVID-19 yang terus berdatangan tanpa henti," ucap Anggara.

Belum lagi, beban kerja terus bertambah sehingga banyak nakes yang kelelahan dan menghadapi tingkat stress yang tinggi. Dikhawatirkan, hal ini dapat mengganggu pelayanan pasien COVID-19. Karenanya, Anggara meminta nakes diberi prioritas mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan kamar dan ruang ICU.

“Tidak cukup hanya terima kasih ataupun maaf, kita harus berikan yang terbaik untuk nakes yang sudah berjuang untuk kita,” tuturnya.