Tes PCR di India Lebih Murah, Krisdayanti Minta Pemerintah Kaji Sistem Pengadaan Alkes
Krisdayanti (Foto: Instagram @krisdayantilemos)

Bagikan:

SURABAYA – Pemerintah melalui Kemenkes telah menetapkan tarif batas tertinggi untuk tes PCR mandiri sebesar Rp900 ribu. Namun harga tersebut masih sangat mahal bagi warga Indonesia yang memerlukan test itu. Bahkan jauh lebih mahal ketimbang India yang mematok harga Rp96 ribu.

Perbandingan harga itu pun turut dikomentari Anggota Komisi IX DPR RI, Krisdayanti. Dia menyarankan, agar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengevaluasi sistem pengadaan alat kesehatan (alkes) di RI.

"Saran saya untuk memberi masukan kepada Pak Menkes, saya berharap pemerintah dan pihak terkait untuk mengkaji lagi sistem pengadaan alkes," ujar Krisdayanti, Jumat, 13 Agustus.

Krisdayanti Soroti Harga Tes PCR di Indonesia

Kendati demikian, Krisdayanti memaparkan beberapa penyebab harga tes polymerase chain reaction itu berbeda-beda di berbagai negara. Perbedaan harga itu, kata dia, dipengaruhi oleh merek alat PCR hingga reagen yang digunakan.

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga tes PCR relative berbeda-beda dan mahal, salah satunya merek alat PCR-nya, merek reagen, fasilitas PCR juga mahal. Mulai dari investasi terkait prasarana dan fasilitas laboratoriumnya, aspek keselamatan nakes dan lain-lain," kata Krisdayanti.

Menurutnya, kebijakan India yang menurunkan harga PCR juga harus dibedah lebih jauh. Pasalnya, harga di setiap negara sangat berbeda.

"Kalau India sekarang menurunkan harga, kita harus liat dulu PCR apa yang digunakan? Ketika disamakan merek, fasilitas dan lain-lain tetapi masih ada selisih harga, banyak yang harus dihitung, satu barang dengan merek dan jenis yang sama setiap negara bisa memiliki harga yang berbeda. Toh produk lokal pun banyak yang harga antar pulaunya berbeda. BBM di pulau jawa dan Papua saja beda. Apalagi membandingkan harga fasilitas kesehatan antar negara," jelas politikus PDIP itu.

Oleh karena itu, Krisdayanti mendorong Kemenkes agar produksi dalam negeri dimaksimalkan sehingga bisa menekan harga.

"Peralatan untuk tes PCR tidak perlu lagi impor. Dengan demikian harga tes PCR bisa ditekan menjadi lebih murah. Tanpa mengurangi kualitas dan akurasi hasil tes PCR itu sendiri. Sebab diproduksi di dalam negeri dan tidak kena pajak masuk sebagai barang impor," kata Krisdayanti.

Dilansir dari India Today, Kamis, 12 Agustus, harga tes PCR di India turun dari 800 rupee atau sekitar Rp150 ribu menjadi 500 rupee atau Rp96 ribu berdasarkan kurs hari ini.

Sementara itu, di Indonesia, harga tes PCR mulai Rp800 ribu hingga tembus jutaan rupiah dengan iming-iming hasil keluar lebih cepat. Jangka waktu untuk hasil tes PCR pun beragam. Ada yang 24 jam, namun ada pula yang harus menunggu beberapa hari.

Artikel ini telah tayang dengan judul Harga Tes PCR di India Lebih Murah, Ini saran Krisdayanti ke Menkes Budi Gunadi.

Selain terkait tes PCR, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.