Gubernur Khofifah Minta Tingkatkan Sinergitas untuk Antisipasi Bencana Alam Hidrometeorologi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Sebagai upaya mengantisipasi bencana alam hidrometeorologi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan sinergitas semua lini. 

"Seluruh pemangku kebijakan harus sudah membangun sinergi dalam menyiapkan segala sesuatu terkait dengan kemungkinan akibat bencana," ujar Gubernur Khofifah di sela memimpin apel gelar pasukan dan peralatan dalam rangka kontijensi kesiapan penanggulangan bencana alam di Makodam V/Brawijaya di Surabaya, dilansir Antara, Senin, 25 Oktober.

Sekilas tentang bencana alam hidrometeorologi

Khofifah juga mengatakan bahwa puncak hujan akan terjadi pada November hingga Januari atau Februari 2022 yang kerap dikenal dengan bencana alam hidrometeorologi. Bencana tersebut terjadi karena cuaca ekstrem atau hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Akibatnya bisa berupa longsor dan bisa karena perubahan iklim global.

"Forkopimda di jajaran pemprov, kabupaten/kota, seluruh relawan Basarnas, semua sudah harus bersinergi melakukan kesiapsiagaan, melakukan mitigasi, untuk bisa mengantisipasi segala sesuatu yang harus dilakukan secara komprehensif," jelasnya.

"Nah, 80 persen Jawa Timur ini berpotensi terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Bencana akibat hidrometeorologi ini bisa berakibat pada rusaknya infrastruktur, rumah, karena bisa juga berseiring dengan angin puting beliung, ada hujan ada angin puting beliung, ada longsor dan seterusnya," tuturnya.

Gubernur Khofifah juga mengingatkan kepada setiap daerah yang pernah mendapatkan pelatihan siaga bencana sudah harus menyiapkan relawannya, karena secara scientific bisa diprediksi.

Peralatan untuk Penanganan Bencana

Sementara itu, pada apel kontijensi Gubernur, pejabat Forkopimda provinsi didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Kaskoarmada II Laksma TNI Rahmad Jayadi.

Apel diikuti 825 personel terdiri atas anggota TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.

Peralatan yang digunakan untuk penanganan bencana alam, antara lain kendaraan ambulans, truk evakuasi korban, kendaraan COVID-19 hunter, kendaraan videotron bidhumas, genset darurat, perahu karet, tenda darurat BPBD dan Dinas Sosial Provinsi Jatim, serta dapur umum lengkap.