JAKARTA – Keputusan pemerintah menunda pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) mengejutkan banyak pihak, terutama mereka yang telah berjuang melewati seleksi panjang.
Pemerintah memutuskan menunda pengangakatan CPNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pengangkatan CPNS semula dijadwalkan dilakukan pada Maret 2025 diundur menjadi Oktober sedangkan PPPK menjadi Maret 2026.
Namun setelah mendapat reaksi negatif, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan pengangkatan CPNS dipercepat. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan RB) akhirnya memutuskan pengangkatan CPNS dilakukan paling lambat Juni 2025, sedangkan CPPPK Oktober 2025.
Alasan utama penundaan pengangkatan CPNS adalah ketidaksiapan anggaran dan administrasi di berbagai instansi daerah. Banyak pemerintah daerah mengaku belum mampu menanggung beban keuangan untuk menggaji pegawai baru, memaksa mereka meminta pengunduran Terhitung Mulai Tanggal (TMT).

Selain itu, penyesuaian formasi dengan kebutuhan lapangan masih belum rampung, sehingga alokasi pegawai dinilai belum optimal.
Pemerintah juga ingin melakukan pengangkatan CPNS secara serentak demi efisiensi dan pemerataan. Jika dilakukan bertahap, dikhawatirkan akan terjadi ketimpangan dalam distribusi pegawai, terutama di sektor-sektor penting seperti kesehatan dan pendidikan.
Kritik dari Pengamat Kebijakan Publik
Netray melakukan pemantauan di media online untuk mengetahui bagaimana media massa memberitakan isu ini.
Dengan kata kunci penundaan cpns ditemukan 523 artikel dari 60 media selama periode 6-12 Maret 2025. Isu ini mendapat sorotan cukup besar di media massa, sehingga menunjukkan bahwa penundaan pengangkatan CPNS menjadi perhatian publik.
Terkait pengangkatan serentak, ternyata topik ini juga banyak dibahas di media massa. Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah mempertanyakan urgensi pemerintah harus melakukan pengangkatan serentak sehingga harus mundur dari jadwal seharusnya.
Keputusan ini, kata Trubus, mencerminkan upaya pemerintah bersembunyi di balik alasan efisiensi. Padahal, pengangkatan CPNS dan PPPK adalah kebutuhan yang sudah diatur dalam undang-undang.
BACA JUGA:
Sementara itu Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, penundaan CPNS dapat menyebabkan kerugian lebih dari Rp6,76 triliun.
Kerugian ini terjadi karena banyak peserta yang telah meninggalkan pekerjaan lama tapi belum menerima gaji sebagai ASN, sehingga mengakibatkan hilangnya pendapatan sekitar Rp27 juta per orang.
Penundaan ini juga berisiko memperburuk kondisi ekonomi dengan meningkatkan angka pengangguran semu, apalagi ini terjadi di tengah lonjakan PHK di sektor swasta.
Reaksi Warganet TikTok
Akibat penundaan ini, muncul demo para CPNS dan CPPPK, salah satunya di Riau. Ratusan pegawai yang tergabung dalam Forum Aliansi CPNS dan PPPK Riau, yang telah dinyatakan lulus pada 2024, menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPRD Riau pada 10 Maret.
Selain melalui media pemberitaan, Netray juga memantau perbincangan di media sosial TikTok untuk menangkap opini warganet terkait isu ini.
Dengan kata kunci “CASN” dan “CPNS” dalam periode pemantauan yang sama, ditemukan 259 unggahan video yang berhasil menarik perhatian besar.
“Video-video tersebut telah ditonton sebanyak 34,8 juta kali dan mendapatkan 1,5 juta impresi berupa likes, komentar, dan share, menunjukkan betapa luasnya dampak isu ini di kalangan warga digital,” demikian laporan Netray.

Kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah menunda pengangkatan CPNS 2024 disuarakan banyak warganet TikTok. Salah satunya adalah akun @subhannursobah, yang menganggap keputusan ini sebagai tindakan zalim dan tidak masuk akal karena mengabaikan nasib para calon ASN yang telah meninggalkan pekerjaan sebelumnya.
Menurutnya, kebijakan ini juga seperti ‘test the water’, dikeluarkan lebih dulu, kemudian dibatalkan jika mendapat banyak penolakan.
“Unggahan ini mendapat respons dari warganet dengan 6,5 ribu komentar, 84,9 ribu likes, dan dibagikan ulang hingga 13,2 kali,” kata Netray.
Di sisi lain, beberapa akun dengan impresi tertinggi turut mendominasi perbincangan. Akun Dhani C-CPNS mencatat 285,1 ribu impresi, diikuti oleh Rieke Diah Pitaloka dengan 167,2 ribu impresi.