Kementerian PUPR Buka Suara soal Rencana Mandor Asing Awasi Pembangunan IKN
Ilustrasi pekerja konstruksi (Foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan direncanakan akan menggunakan tenaga kerja asing (TKA) dalam proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi menyebut, pihaknya masih belum menerima informasi lebih lanjut, hingga saat ini.

"Terkait dengan penggunaan mandor asing, ini kami belum mendapatkan informasi yang detail terkait dengan maksudnya," ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Rachman Arief Dienaputra dalam konferensi pers di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, pada Kamis, 15 Juni.

Rachman mengatakan, pada intinya, tenaga kerja konstruksi (TKK) Indonesia secara umum sudah siap mengawal pekerjaan konstruksi di dalam negeri. Dia menilai, ada beberapa proyek di IKN yang membutuhkan bantuan maupun keterampilan dari TKA.

Sehingga, akan terjadi transfer of knowledge (berbagi pengetahuan) untuk kemudian diserap oleh TKK Tanah Air.

"Kami ingin sampaikan bahwa secara umum tenaga kerja kami sudah qualified untuk bisa mengelola proyek-proyek konstruksi yang ada di Indonesia, ini barangkali maksudnya mereka ada proyek spesifik khusus dengan teknologi khusus," ucapnya.

"Tetapi intinya, kami menyampaikan bahwa tenaga kerja konstruksi kami masih siap untuk mengawal program-program konstruksi yang ada di Indonesia," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai ketua tim percepatan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

Dia pun berjanji pada 17 Agustus 2024, peringatan Hari Ulang Tahun RI ke-79 sudah bisa dilaksanakan di halaman Istana Negara IKN Nusantara.

Luhut mengaku akan mempekerjakan warga negara asing (WNA) alias bule sebagai tim pengawas. Sebab, dia tak ingin pembangunan Istana Negara yang waktunya terbatas ini dikerjakan secara asal-asalan.