Perbedaan Aktiva dan Pasiva dalam Laporan Keuangan Perusahaan, Kenali Jenis-Jenisnya
Ilustrasi perbedaan aktiva dan pasiva (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Aktiva dan pasiva merupakan dua hal penting dalam laporan keuangan sebuah bisnis atau perusahaan. Keduanya merupakan istilah yang sama penting namun saling berlawanan dalam laporan neraca untuk menyajikan kondisi keuangan perusahaan. Lantas apa perbedaan aktiva dan pasiva serta komponen-komponen yang perlu dipahami?

Pencatatan dan pelaporan keuangan merupakan salah satu kegiatan penting dalam menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan. Laporan keuangan perusahaan harus mencakup aktiva dan pasiva untuk melihat perkembangan perusahaan. Itulah mengapa seorang akuntan atau manajer keuangan harus memahami perbedaan aktiva dan pasiva.

Perbedaan Aktiva dan Pasiva

Aktiva dan pasiva merupakan metrik yang saling berlawanan dalam sebuah neraca. Aktiva dalam laporan keuangan menjelaskan terkait harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sementara pasiva menjelaskan mengenai modal atau utang dari perusahaan tersebut dalam mengoperasikan bisnisnya.

Untuk mengetahui secara lebih jelas mengenai perbedaan aktiva dan pasiva, berikut in uraiannya:

Apa Itu Aktiva

Aktiva adalah kekayaan berupa aset atau harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Bentuk aktiva bisa berwujud maupun tidak berwujud. Aktiva berwujud seperti kendaraan, tanah, mesin. Sementara aktiva tidak berwujud misalnya hak cipta dan merek dagang.

Aktiva dihitung sebagai sumber ekonomi atau kekayaan yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan di masa mendatang. Aktiva atau aset ini menjadi komponen penting untuk menunjang kegiatan bisnis atau perusahaan karena dapat menghasilkan arus kas yang baik.

Apa Itu Pasiva

Pasiva disebut juga sebagai kewajiban atau liabilities yang dimiliki sebuah perusahaan. Pasiva juga dikenal sebagai utang atau modal dalam sebuah perusahaan. Pasiva merupakan kewajiban perusahaan yang muncul terhadap pihak ketiga untuk melakukan pembayaran berupa barang atau jasa pada waktu tertentu. 

Pasiva adalah utang atau kewajiban perusahaan yang harus dibayarkan terhadap pihak lain. Kewajiban ini muncul dari transaksi atau tindakan pada masa sebelumnya. Komponen ini dapat dilunasi memakai uang, barang, maupun jasa. Pasiva sengaja dibuat untuk meningkatkan aktivitas bisnis, misalnya digunakan sebagai modal usaha. 

Jenis-Jenis Aktiva

Kebanyakan orang mungkin lebih mengenal adanya dua jenis aktiva. Namun sebenarnya terdapat beberapa jenis aktiva dengan komponen yang berbeda-beda, sebagai berikut:

Aktiva Lancar

Aktiva lancar meliputi jenis aset yang bersifat liabilitas, dapat segera digunakan atau diubah menjadi uang dalam periode yang singkat yang biasanya kurang dari satu tahun. Contoh-contoh aktiva lancar yaitu uang tunai, tagihan yang harus diterima, surat berharga (saham), serta sisa stok barang.

Aktiva Investasi

Aktivasi investasi meliputi aset yang ditempatkan dalam berbagai instrumen investasi dengan tujuan untuk meraih laba, selain dari pendapatan penjualan. Laba yang diperoleh dari aset ini nantinya dapat digunakan untuk keperluan operasional atau untuk memperluas perusahaan. Beberapa instrumen investasi yang umum digunakan yaitu obligasi, saham, dan reksadana.

Aktiva Tetap

Aktiva tetap meliputi kekayaan atau aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan biasanya memiliki masa pakai lebih dari satu tahun. Aset ini tidak dimaksudkan untuk dijual. Contoh dari aktiva tetap yaitu gedung atau bangunan, tanah, peralatan operasional perusahaan, dan sejenisnya.

Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah aset atau kekayaan yang pada dasarnya tidak memiliki bentuk fisik, namun sah dimiliki oleh perusahaan dan dapat memberikan nilai atau hak istimewa bagi perusahaan. Contoh aktiva tidak berwujud meliputi elemen seperti merek dan brand, hak cipta, hak paten, serta hak waralaba.

Aktiva Lain-Lain

Aktiva lain atau "other assets" merupakan aset-aset yang tidak termasuk dalam empat kategori aset sebelumnya. Contoh aset yang termasuk dalam kategori ini bisa berupa aset operasional yang mengalami kerusakan atau aset yang sedang dalam proses pengelolaan.

Jenis-Jenis Pasiva

Terdapat beberapa jenis pasiva dengan komponen yang berbeda-beda. Berikut ini jenis-jenis pasiva:

Pasiva Jangka Pendek 

Pasiva jangka pendek adalah kewajiban yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun atau bersifat kewajiban segera. Contoh-contoh pasiva jangka pendek yaitu utang wesel dan utang dagang.

Pasiva Jangka Panjang

Pasiva jangka panjang merupakan kewajiban yang memiliki periode pembayaran yang lebih panjang daripada pasiva jangka pendek. Contoh pasiva jangka panjang seperti utang hipotek atau utang obligasi.

Pasiva Lain-Lain

Kewajiban lain-lain adalah istilah yang digunakan utang yang tidak dapat dikelompokkan sebagai kewajiban lancar atau kewajiban jangka panjang. Jenis kewajiban ini meliputi pendapatan yang ditangguhkan (lebih dari satu tahun), utang jaminan jangka panjang, dan utang kepada direksi atau perusahaan afiliasi.

Demikianlah ulasan mengenai perbedaan aktiva dan pasiva dalam neraca atau laporan keuangan. Dalam pencatatan atau pelaporan keuangan perusahaan, kedua komponen tersebut menjadi hal yang penting sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan strategi keuangan perusahaan. 

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kamu menghadirkan terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.