JAKARTA - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) merebak di sejumlah sentra peternakan, seperti di Pulau Jawa, Lampung, Bali hingga Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah akan mengimpor sebanyak 2 juta impor sapi perah dan sapi pedaging selama lima tahun ke depan.
Terkait hal itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyebut, Brasil menjadi salah satu negara pengimpor sapi perah. Dia bilang, Brasil akan mendapat predikat terbebas dari wabah tersebut paling lambat tahun depan.
"Kan, ini jadi isu seolah-olah negara PMK, ini Brasil sudah sekian tahun. Nanti bisa dicek sudah bebas dari PMK, sudah tidak ada vaksinasi. Insyaallah, kemungkinan di tahun ini atau tahun depan dia sudah bebas, negara bebas PMK," kata Sudaryono saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta, Jumat, 31 Januari.
Sudaryono pun menjelaskan alasan Brasil menjadi negara impor sapi ke Indonesia. Menurutnya, angka populasi sapi hidup di Brasil tinggi, yakni sekitar 200 juta sapi. Selain itu, kondisi cuaca di Brasil juga tidak jauh berbeda dengan Indonesia sehingga sapi lebih mudah beradaptasi.
BACA JUGA:
Di sisi lain, pihaknya juga terus memonitor wabah PMK dalam negeri. Sudaryono juga mendorong agar peternak lokal terus melakukan vaksin secara mandiri.
Dia menuturkan, harga vaksin berkisar Rp17.000-25.000 per dosis. Dengan demikian, kata dia, harga yang masih relatif rendah itu masih bisa diupayakan oleh peternak lokal.
"Karena harga vaksinnya Rp17.000 sampai Rp25.000 satu dosis, ya, saya kira begitu dibandingkan dengan harga sapinya sampai Rp30.000.000 gitu, kan, Rp17.000 saya kira sangat affordable lah, bisa diupayakan," pungkasnya.