YOGYAKARTA – Merendahkan orang lain termasuk emotional abuse atau kekerasan emosional. Biasanya karena direndahkan, seseorang terhalang dalam menemukan kualitas diri dan sulit menjadi diri sendiri. Dalam kekerasan emosional, “pesan” yang secara tersirat menunjukkan bahwa seseorang tak pernah melakukan sesuatu dengan benar. Untuk memulihkan diri atau move on dari perlakuan orang lain yang membuatnya merasa rendah, berikut tipsnya.
1. Berhenti menyalahkan diri sendiri
Kebanyakan orang yang mengalami kekerasan emosional dengan direndahkan kemampuannya, polanya akan terus berlanjut. Orang yang melakukannya punya banyak alasan, bisa karena merasa kurang percaya diri, atau ingin orang yang direndahkan melakukan yang terbaik. Tetapi, seringkali orang yang direndahkan akan menyalahkan diri sendiri. Saran penulis dan inovator perawatan kesehatan mental Gregory L. Jantz, Ph.D., menyalahkan diri sendiri bukan cara tepat justru akan membuat Anda merasa tidak puas dan hampa.
Alih-alih mencari-cari siapa yang salah bahkan menyalahkan diri sendiri, Jantz mendorong untuk lebih pengertian pada orang yang melakukan pelecehan emosional dengan merendahkan kemampuan Anda. Pengertian dapat memadamkan kobaran api kemarahan, kepahitan, dan kebencian.

2. Memberikan pengampunan
Apabila orang lain menganggap Anda kurang cakap dalam menyelesaikan suatu tugas, semangat Anda mungkin runtuh seketika. Sehingga Anda akan lebih patuh dan mudah dikendalikan. Tetapi setelah kendali terbentuk, sulit untuk melepaskan cengkeraman tersebut.
Memaafkan mungkin jadi salah satu cara, pertama untuk memberikan hadiah pada orang yang menyakiti. Kedua dan yang lebih bermakna untuk diri sendiri, memaafkan juga hadiah untuk tetap memegang kendali dalam relasi.
Coba bayangkan, ketika sulit memaafkan artinya Anda membiarkan rasa sakit terus menyakiti Anda. Perlu diingat, dalam banyak kasus orang yang bahkan secara tidak sengaja merendahkan bisa melanjutkan hidup mereka dan menganggap tidak ada yang tersakiti. Lantas kenapa masih menyimpan rasa getir dan marah atas perilaku orang lain tersebut? Maka memberikan pengampunan kepada orang yang merendahkan juga merupakan awal baru untuk diri sendiri.

3. Kenali kekuatan diri
Pelecehan emosional adalah praktik yang dirancang untuk meyakinkan Anda dengan kata-kata, tindakan, dan ide bahwa Anda tidak berdaya dan tidak memiliki hak. Ini adalah kebohongan dan Anda memiliki kekuatan serta hak. Setiap orang berhak tidak mengalami pelecehan emosional. Anda memiliki hak untuk melanjutkan hidup Anda, bebas dari hubungan yang penuh kekerasan. Anda memiliki kekuatan untuk memaafkan orang-orang yang menyakiti Anda, jelas Jantz dilansir Psychology Today, Selasa, 10 Desember.
Mengenali kekuatan diri, berarti belajar mencintai dan mempercayai diri sendiri. Ini juga jalan untuk menemukan kata “tidak” bagi hal-hal yang benar-benar diinginkan orang lain dari Anda. Artinya, Anda memiliki kendali atas diri agar tidak terjadi hal buruk, dilecehkan secara emosional, dimanipulasi, bahkan dibohongi.
4. Hindari konflik dan lindungi diri sendiri
Berada dalam hubungan dengan orang yang melakukan kekerasan emosional, berarti terus-menerus terlibat dalam pertikaian keinginan pada beberapa tingkatan. Pertikaian ini selalu melibatkan konflik. Satu-satunya cara menghindari konflik adalah dengan keluar dari hubungan sepenuhnya.
Orang yang melakukan kekerasan emosional itu beracun; mereka meracuni hubungan dengan kebutuhan mereka untuk mengendalikan, kenegatifan mereka, dan kurangnya rasa hormat mereka. Jadi, membatasi kontak dapat mengurangi kemungkinan terpapar racun. Atau saran Jantz, Anda bisa meminta bantuan orang yang dapat dipercaya untuk menyangga emosional Anda. Menyangga emosional ini, artinya seseorang yang memahami dinamika hubungan an setuju untuk turun tangan menawarkan dukungan dalam situasi tertentu. Cara lain untuk melindungi diri Anda dari potensi konflik adalah dengan menelepon, mengirim kartu, atau bertemu di tempat umum.
BACA JUGA:
5. Mengatasi rasa sakit
Penting untuk belajar memisahkan apa yang terjadi sekarang dari apa yang terjadi kemarin atau di masa lalu. Misalnya seseorang berkomentar kasar dari kemampuan Anda atau hasil kerja keras Anda, itu bukan pembenaran atas apa yang Anda alami di masa lalu. Situasi ini juga tak perlu menjadi momen memanggil ulang kesalahan di masa lalu. Yang pasti, hindari permusuhan dan jika sesuatu menyakiti Anda, jelaskan apa yang Anda rasakan.
Hindari pula ingin menjadi benar karena justru akan memunculkan jurang perbedaan dan memperbesar pertikaian. Pesan Jantz, bertanggungjawablah atas diri Anda sendiri. Hindari menyalahkan diri sendiri dan dapatkan kembali kekuatan pribadi Anda sehingga membuat keputusan untuk diri sendiri dengan lebih baik. Terakhir, cara untuk move on ketika direndahkan, temukan cinta dan kegembiraan dalam diri.