YOGYAKARTA - Menopause merupakan fase alami kehidupan wanita, yang ditandai berakhirnya siklus menstruasi. Namun, di balik perubahan fisiologis ini, ada beragam gejala yang muncul. Lantas, apa yang dirasakan wanita yang sudah menopause?
Mulai dari yang ringan hingga yang cukup mengganggu, menopause dapat memberikan dampak pada kualitas hidup. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai apa saja yang dirasakan oleh wanita ketika memasuki masa menopause.
Apa yang dirasakan wanita yang sudah menopause?
Dilansir dari laman Womens Health, terdapat beberapa tanda wanita akan mengalami menopause, sebagai berikut.
-
Hot Flashes
Gejala ini juga disebut gelombang panas adalah gejala menopause yang paling umum, dan sebanyak tiga dari empat wanita mengalami ini. Bahkan beberapa wanita mulai mengalami hot flashes sebelum menopause, ketika mereka masih mengalami menstruasi.
Hot flashes adalah perasaan panas yang tiba-tiba di bagian atas tubuh Anda. Wajah dan leher Anda mungkin menjadi merah. Kemudian akan ada bercak merah mungkin muncul di dada, punggung, dan lengan Anda.
Selain itu, Anda juga mungkin mengalami keringat berlebih selama hot flashes atau kedinginan setelah hot flashes. Meskipun demikian, beberapa wanita mengalami lebih banyak kedinginan (juga disebut cold flashes) daripada hot flashes.
Hot flashes paling sering terjadi pada wanita di tahun sebelum periode mereka berhenti, dan pada tahun setelah periode mereka berhenti. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa hot flashes dapat berlanjut hingga 14 tahun setelah menopause.
Baca juga artikel yang membahas Penyebab Tumit Kaki Kasar, Gejala, dan Perawatan yang Dilakukan
Sejauh ini para peneliti belum mengetahui, mengapa hot flashes begitu umum terjadi selama menopause. Kabar baiknya, ada obat-obatan yang dapat mencegah gejala hot flashes, dan ada beberapa cara yang dapat Anda coba untuk mengatasi hot flashes ketika terjadi.
- Masalah dan Infeksi Vagina
Masalah vagina, seperti kekeringan vagina, dapat dimulai atau memburuk pada masa sekitar menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah dapat menyebabkan jaringan vagina Anda menjadi lebih kering dan tipis.
Gejala ini dapat menyebabkan gatal, terbakar, dan nyeri atau ketidaknyamanan. Juga dapat membuat hubungan seksual terasa sakit dan menyebabkan luka kecil serta robekan pada vagina selama berhubungan seksual.
Luka atau robekan pada vagina meningkatkan risiko Anda terkena infeksi menular seksual (IMS).
-
Siklus Menstruasi Tidak Teratur atau Perdarahan
Siklus menstruasi Anda mungkin datang lebih sering atau lebih jarang. Durasinya mungkin lebih lama atau lebih pendek dan bisa lebih ringan atau lebih berat.
Meskipun demikian, menstruasi yang terlambat beberapa kali tidak selalu berarti Anda sedang dalam perimenopause atau masa transisi menuju menopause.
-
Masalah Tidur
Banyak wanita dalam perimenopause dan menopause merasa kesulitan tidur sepanjang malam. Kadar progesteron yang rendah dapat membuat sulit untuk tidur dan tetap tertidur.
Kadar estrogen yang rendah juga dapat menyebabkan hot flashes yang membuat Anda berkeringat saat tidur. Hal ini terkadang disebut keringat malam.
Selain itu, banyak wanita menopause mengalami gejala saluran kemih yang membuat mereka bangun beberapa kali selama tidur untuk buang air kecil. Anda mungkin juga merasa lebih lelah dari biasanya di siang hari.
-
Masalah Memori
Saat menginjak menopause, Anda mungkin menjadi pelupa atau kesulitan berkonsentrasi. Sebanyak dua pertiga wanita yang mengalami perimenopause mengatakan mereka mengalami masalah dengan memori atau kesulitan berkonsentrasi.
Meskipun demikian, terapi hormon menopause tidak mengobati atau mencegah kehilangan memori atau penyakit otak, termasuk demensia dan penyakit Alzheimer.
BACA JUGA:
Selain apa yang dirasakan wanita yang sudah menopause, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!