YOGYAKARTA - Mengasuh bayi dan balita tidak terlepas dari berbagai tantangan, termasuk perubahan pola tidur yang kerap membuat orang tua khawatir. Ketika anak mulai mengalami gangguan tidur, pemahaman yang tepat sangat dibutuhkan untuk mengatasinya secara efektif.
Salah satu tantangan tidur yang sering terjadi adalah sleep regression. Mengenali penyebab dan cara menangani fase ini sangat penting agar anak tetap memperoleh istirahat yang berkualitas. Dengan langkah yang tepat, orang tua dapat membantu si kecil kembali ke pola tidur yang lebih stabil dan sehat.
Mengenal Sleep Regression
Sleep regression adalah kondisi di mana bayi atau balita yang sebelumnya memiliki pola tidur yang teratur mulai mengalami gangguan tidur. Anak yang mengalami fase ini mungkin lebih sering terbangun di malam hari dan kesulitan untuk kembali tertidur, menyebabkan perubahan dalam rutinitas tidur mereka.
Selain itu, sleep regression juga dapat membuat anak menolak tidur siang meskipun tampak lelah. Fase ini biasanya terjadi pada usia tertentu, seperti sekitar 4 bulan, 8 hingga 10 bulan, dan 18 bulan, seiring dengan perkembangan fisik dan kognitif mereka yang signifikan.
Penyebab Sleep Regression
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sleep regression:
- Perkembangan Fisik: Saat bayi mulai belajar keterampilan baru seperti berguling, merangkak, atau berjalan, mereka mungkin mengalami gangguan tidur karena rasa ingin tahu yang tinggi.
- Lonjakan Perkembangan Kognitif: Perkembangan otak yang pesat dapat mempengaruhi kemampuan bayi untuk menenangkan diri dan tertidur.
- Perubahan Pola Tidur: Seiring bertambahnya usia, kebutuhan tidur bayi berubah, yang bisa memicu ketidakseimbangan dalam pola tidur mereka.
Tanda-Tanda Sleep Regression
Untuk lebih memahami mengenal sleep regression, penting mengetahui tanda-tandanya:
- Bayi lebih sering terbangun di malam hari
- Kesulitan tidur kembali setelah terbangun
- Penolakan tidur siang meskipun terlihat lelah
- Peningkatan kebutuhan akan perhatian atau kenyamanan dari orang tua
Cara Mengatasi Sleep Regression
Meski sleep regression bisa menjadi tantangan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu bayi kembali tidur dengan nyenyak:
- Pertahankan Rutinitas Tidur: Pastikan Anda memiliki jadwal tidur yang konsisten untuk membantu bayi merasa aman dan nyaman.
- Beri Kenyamanan: Tawarkan pelukan atau tepukan lembut untuk menenangkan bayi tanpa harus mengangkatnya dari tempat tidur.
- Batasi Stimulasi Sebelum Tidur: Hindari aktivitas yang terlalu merangsang bayi menjelang waktu tidur.
- Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman: Pastikan kamar gelap, tenang, dan memiliki suhu yang nyaman untuk tidur.
Berapa Lama Sleep Regression Bertahan?
Fase sleep regression biasanya berlangsung selama 2 hingga 6 minggu, tergantung pada usia bayi dan seberapa cepat mereka menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Sabar dan konsistensi adalah kunci untuk melewati fase ini dengan lebih mudah.
BACA JUGA:
Pentingnya Dukungan Orang Tua
Menghadapi sleep regression bisa melelahkan, baik secara fisik maupun emosional. Orang tua perlu menjaga kesehatan mereka sendiri dengan berbagi tugas mengasuh anak dan mencari dukungan dari keluarga atau kelompok parenting.
Memahami dan mengenal sleep regression dapat membantu orang tua lebih siap menghadapi tantangan tidur pada bayi dan balita. Dengan strategi yang tepat dan pendekatan yang sabar, fase ini dapat dilalui dengan baik, memastikan bayi mendapatkan istirahat yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Selain itu Anda perlu mengetahui Masalah Tidur di Usia Paruh Baya, Efeknya Bisa Percepat Proses Penuaan
Jadi setelah mengetahui mengenal sleep regression, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!