Bagikan:

JAKARTA - Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi sangat penting di tubuh, mulai dari menyaring darah hingga mengeluarkan sisa-sisa produk dalam tubuh melalui urine.

Oleh karena itu, ginjal harus dijaga kesehatannya agar tidak menyebabkan gangguan ginjal, yang bisa menurunkan harapan dan kualitas hidup.

“Sakit ginjal itu adalah di mana fungsi ginjal menurun atau tidak berfungsi secara akut atau kronis,” tutur Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi, Tunggul D. Situmorang, di Senayan, Jakarta, belum lama ini.

1. Jenis penyakit ginjal

Penyakit ginjal terbagi dalam dua jenis, yakni penyakit ginjal akut dan penyakit ginjal kronis. Penyakit ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan dapat disembuhkan, sedangkan penyakit ginjal kronis berkembang secara perlahan hingga menyebabkan gagal ginjal permanen dan tidak bisa dipulihkan.

“Jadi ada dua yang akut dan kronis. Yang akut itu yang bisa kembali (dipulihkan). Kalau yang kronis tidak akan pernah bisa kembali (sembuh),” kata Dokter Tunggul.

2. Gejala penyakit ginjal

Dokter Tunggul mengatakan bahwa penyakit ginjal sebagian besar tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga disebut juga sebagai ‘silent killer’. Gejala pada umumnya akan muncul jika kerusakan ginjal semakin parah, seperti muntah hingga nafsu makan berkurang.

“Sebenarnya sebagian besar tidak bergejala. Kalau sudah bergejala itu berarti sudah tahap akhir. Biasanya gejalanya darah tinggi, mual-mual, muntah, nafsu makan kurang, lemas, sakit kepala, kulit kering, dan yang lazim bonyok ya. Kalau ditekan kakinya bonyok, tidak kembali,” jelasnya.

Jika pasien sudah di tahap penyakit ginjal kronis tahap gawat, bisa menyebabkan napas yang dikeluarkan berbau seperti bau urine.

“Pada keadaan yang gawat, sindrom urinenya turun. Kalau dekat duduknya, maka baunya seperti bau urine. Itu karena ureum yang harusnya ada di darah jadi napas,” tambahnya.

3. Penyebab penyakit ginjal

Penyebab penyakit ginjal terbagi menjadi dua, yakni yang bisa dimodifikasi atau diatasi, dan yang tidak bisa dimodifikasi. Penyebab yang tidak bisa dimodifikasi mulai dari usia hingga faktor genetik.

“Penyebabnya ada yang bisa dimodifikasi dan ada yang tidak. Yang tidak bisa dimodifikasi adalah orang makin tua, jadi makin tua high risk penyakit ginjal. Kemudian lahir prematur, atau ada riwayat keluarga yang sakit ginjal, dan penyakit bawaan lain,” ujarnya.

Sementara itu, penyebab penyakit ginjal yang bisa dimodifikasi antara lain adalah hipertensi hingga obesitas, yang bisa dikendalikan agar tidak mengganggu fungsi ginjal.

“Penyebab yang bisa dimodifikasi adalah hipertensi. Hipertensi bisa dikendalikan, diabetes juga, obesitas, kemudian obat-obatan juga bisa dikendalikan,” lanjutnya.

4. Pencegahan penyakit ginjal

Pencegahan penyakit ginjal bisa dilakukan dengan pencegahan primer, yakni pencegahan sebelum terkena penyakit ginjal. Salah satu caranya adalah dengan memeriksakan kesehatan ginjal secara berkala.

“Untuk pencegahan primer itu ada periksa ginjal secara berkala, tetap aktif dan olahraga teratur, kendalikan tekanan darah, stop merokok dan alkohol, kendalikan gula darah, hindari konsumsi obat-obatan tidak penting, makan gizi seimbang, dan minum air yang cukup,” jelas Dokter Tunggul.

Kemudian ada pencegahan sekunder, pencegahan yang dilakukan agar sakit ginjal yang dialami pasien tidak meningkat ke tahap kronis. Jika sudah di tahap kronis seperti gagal ginjal, maka pasien hanya bisa melakukan pengobatan medis, seperti cuci darah.

“Pencegahan sekunder, itu kalau sudah kena pencegahan diperlambat agar tidak sampai gagal ginjal tahap akhir dan cuci darah. Jika sudah gagal, dilakukan rehabilisasi, terapi pengganti ginjal, dialisis, maupun transplantasi,” pungkas Dokter Tunggul.