JAKARTA - Stroke merupakan salah satu kondisi medis paling serius dan membutuhkan penanganan segera. Dari berbagai jenis stroke, stroke iskemik adalah yang paling sering terjadi. Memahami apa itu stroke iskemik, gejalanya, hingga penanganannya sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan peluang pemulihan.
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat penyumbatan, biasanya karena bekuan darah. Ketika bagian otak tidak mendapatkan cukup darah, sel-sel otak bisa rusak bahkan mati dalam waktu singkat. Hal ini bisa menyebabkan kehilangan fungsi tubuh, kerusakan permanen, hingga kematian.
Stroke iskemik dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan kematian. Jika cukup banyak sel otak yang mati, Anda dapat kehilangan kemampuan atau fungsi tubuh yang dikendalikan oleh sel-sel tersebut.
Gejala
Gejala stroke iskemik bisa muncul tiba-tiba dan bervariasi tergantung bagian otak yang terdampak. Beberapa gejala yang umum meliputi:
- Kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi wajah dan tubuh
- Kesulitan bicara atau tidak bisa berbicara sama sekali (afasia)
- Bicara cadel atau tidak jelas (disartria)
- Penglihatan kabur atau ganda
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi tubuh
- Sakit kepala hebat secara tiba-tiba
- Pingsan, kebingungan, atau bahkan koma
Untuk mengenali tanda stroke dengan cepat, ingatlah akronim BE FAST:
- Balance: Kehilangan keseimbangan mendadak
- Eyes: Gangguan penglihatan mendadak
- Face: Salah satu sisi wajah turun saat tersenyum
- Arms: Salah satu lengan turun saat mencoba mengangkat keduanya
- Speech: Bicara tidak jelas
- Time: Waktu sangat penting, segera hubungi layanan darurat
Penyebab
Penyebab utama stroke iskemik adalah iskemia, yaitu kondisi ketika jaringan otak tidak mendapatkan suplai darah yang cukup. Iskemia ini paling sering disebabkan oleh bekuan darah. Bekuan ini bisa terbentuk di otak (stroke trombotik) atau berpindah dari bagian tubuh lain ke otak (stroke embolik).
Beberapa penyebab medis yang dapat memicu bekuan darah meliputi:
- Aterosklerosis (pengerasan arteri)
- Gangguan pembekuan darah
- Fibrilasi atrium
- Cacat jantung bawaan
- Penyakit mikrovascular iskemik (penyumbatan pembuluh darah kecil di otak)
Faktor Risiko
Ada sejumlah faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke iskemik, antara lain:
- Usia di atas 65 tahun
- Riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kolesterol tinggi (hiperlipidemia)
- Diabetes tipe 2
- Gangguan irama jantung (misalnya fibrilasi atrium)
- Kebiasaan merokok atau penggunaan nikotin (termasuk vape)
- Penggunaan alkohol berlebihan atau narkoba
- Infeksi COVID-19
Beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke iskemik, seperti lansia, individu dengan riwayat keluarga penyakit jantung atau stroke, orang dengan gaya hidup tidak aktif, obesitas, dan penderita penyakit autoimun tertentu.
BACA JUGA:
Penanganan
Penanganan utama stroke iskemik adalah mengembalikan aliran darah ke otak secepat mungkin untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Metode dilakukan antara lain:
- Terapi trombolitik adalah pemberian obat penghancur bekuan darah (biasanya dalam 4 jam sejak gejala muncul).
- Trombektomi yakni prosedur pengangkatan bekuan darah melalui kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah.
- Antikoagulan (pengencer darah) untuk mencegah pembekuan ulang
- Terapi oksigen untuk memastikan otak mendapat suplai oksigen
- Kontrol gula darah
- Hipotermia ringan untuk memperlambat kerusakan otak