Bagikan:

JAKARTA - Banyak orang yang sering mengeluhkan bau menyengat pada urine setelah mengonsumsi petai atau jengkol. Bau khas yang kuat ini memang sudah sangat dikenal oleh banyak orang, namun masih banyak yang bertanya-tanya, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Untuk memahami lebih dalam, Anda perlu melihatnya dari sisi medis.

Urine pada dasarnya adalah hasil pembuangan dari tubuh. Proses ini dimulai setelah tubuh menyerap zat gizi dari makanan yang kita konsumsi. Hal ini diungkapkan oleh ujar dr. Eggi Respati, Sp.U, seorang spesialis urologi dari Eka Hospital Depok.

"Urine itu pada dasarnya sesuatu yang dibuang. Jadi urine sama BAB itu ya membuang sisa-sisa makanan yang ada di dalam badan," ujar dr. Eggi, saat ditemui di Jl. Melawai Raya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis, 24 April.

Artinya, urine berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, termasuk yang tidak terpakai dari makanan.

Petai dan jengkol mengandung senyawa yang disebut asam amino. Hal ini dapat menghasilkan senyawa-senyawa sulfur. Senyawa ini berperan penting dalam menghasilkan bau yang khas pada urine setelah mengonsumsi kedua jenis makanan tersebut.

"Nah hal-hal yang tidak dipakai itu pasti dibuang, salah satunya dari urine. Urine itu jadi dibuang. Jadi itu sisa-sisa makanan yang lain," lanjut dr. Eggi.

Saat tubuh mencerna petai atau jengkol, senyawa-senyawa sulfur ini diserap ke dalam tubuh dan kemudian dibuang melalui urin. Senyawa sulfur, yang juga dikenal sebagai metantiol dan dimetil disulfida. Hal ini memberikan aroma yang kuat dan khas pada urine setelah konsumsi kedua makanan tersebut.

Bau urine setelah makan petai atau jengkol adalah hal yang wajar. Dalam kesempatan itu, dr. Eggi juga menjelaskan tentang batu saluran kemih. 

"Batu saluran kemih merupakan suatu kelainan yang mana terdapat penumpukan kristal hingga menjadi batu yang meliputi ginjal, ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, dan uretra (saluran yang membawa urine keluar dari kandung kemih)," jelas dr. Eggi.

Batu saluran kemih bisa terbentuk ketika senyawa-senyawa tertentu, seperti kalsium atau asam urat, menumpuk dan membentuk kristal yang kemudian mengeras menjadi batu.

Meskipun batu saluran kemih dapat terjadi akibat berbagai faktor, konsumsi makanan dengan kadar tertentu dari senyawa sulfur atau bahan lainnya dalam jumlah berlebihan bisa memperburuk kondisi ini.

Batu saluran kemih dapat muncul tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, seiring waktu, batu tersebut bisa mengganggu aliran urine dan menyebabkan rasa sakit yang hebat.

"Ukuran batu bisa bervariasi, mulai dari sebutir pasir hingga sebesar jahe/kunyit. Batu saluran kemih pada kesehariannya dapat sangat mengganggu dan menimbulkan rasa sakit yang hebat hingga menurunkan kualitas hidup seseorang," tambah dr. Eggi.

Namun tidak perlu khawatir, karena seiring berkembangnya teknologi medis, batu saluran kemih kini dapat diatasi dengan prosedur yang lebih ringan dan non-operatif.

"Namun, seiring berkembangnya alat dan teknologi dalam dunia medis, batu saluran kemih dalam ukuran dan bentuk apapun dapat diatasi tanpa operasi hingga prosedur minimal invasif." jelas dr. Eggi.