JAKARTA - Ketika merasa marah dan kesal, banyak orang yang membawa rasa tersebut hingga ke tempat tidur. Mereka membiarkan perasaan negatif dan rasa amarah bertahan di tubuh selama tidur hingga esok hari.
Padahal, menahan amarah selama tidur ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Inilah beberapa dampak buruknya yang patut diwaspadai, dikutip dari Verywell Mind, Sabtu, 17 Mei 2025.
1. Mengganggu kualitas tidur
Memendam amarah saat tidur dapat mengganggu kualitas tidur. Menahan amarah bisa membuat seseorang kesulitan tidur hingga membuat kualitas tidurnya memburuk.
Kualitas tidur yang buruk berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Mulai dari penurunan daya tahan tubuh, peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung, serta gangguan fungsi kognitif dan emosi diri.
2. Meningkatkan tekanan darah
Ketika marah, tubuh akan mengeluarkan hormon stres, seperti kortisol, adrenalin, dan norepinefrim. Semua hormon tersebut bisa meningkatkan tekanan darah dan efeknya bisa dirasakan ketika tidur.
Studi dalam International Journal of Environmental Research and Public Health juga mengatakan bahwa orang yang tidur dalam keadaan marah cenderung tidak mengalami penurunan tekanan darah secara alami saat tidur.
“Kemarahan adalah emosi yang sembilan dari sepuluh kali meningkatkan detak jantung dan hampir mustahil untuk tertidur dengan detak jantung di atas enam puluh,” kata psikolog klinis, Dr. Michael Breus, PhD.
3. Menguras energi yang menyebabkan tubuh kelelahan
Perasaan marah dapat menguras energi dan menimbulkan rasa lelah yang luar biasa pada tubuh. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk menyelesaikan masalah atau pertengkaran sebelum tidur.
Jika menahan amarah dalam tidur, maka dapat menyebabkan tubuh merasa sangat lelah keesokan harinya. Meskipun, tubuh belum atau tidak melakukan kegiatan fisik yang berlebihan.