Bagikan:

JAKARTA - Menunda kehamilan bisa menjadi keputusan penting bagi banyak pasangan yang belum siap menambah anggota keluarga. Meskipun ada banyak metode kontrasepsi yang tersedia, memahami cara berhubungan intim agar tidak hamil tanpa bantuan alat medis tetap menjadi pilihan sebagian orang, baik karena pertimbangan kesehatan, keyakinan, atau kenyamanan pribadi.

Berdasarkan data dari Food and Drug Administration (FDA), sekitar 85 dari 100 individu yang aktif secara seksual dan tidak menggunakan metode kontrasepsi apa pun akan mengalami kehamilan dalam waktu satu tahun. Hal ini menegaskan bahwa tanpa perlindungan atau perencanaan yang tepat, risiko kehamilan tetap sangat tinggi.

Jika kontrasepsi hormonal atau alat seperti IUD tidak bisa digunakan karena alasan tertentu, maka pendekatan alami dan pemahaman terhadap siklus tubuh serta teknik berhubungan bisa menjadi alternatif.

“Pembuahan tidak semudah itu. Ada jendela subur yang relatif pendek selama siklus menstruasi untuk bisa hamil, apakah seseorang menggunakan kontrasepsi atau secara aktif mencoba cara lain agar tidak hamil,” ucap Anate Brauer, M.D., ahli endokrinologi reproduksi di Greenwich Fertility and IVF Centers dan asisten profesor obgyn di NYU School of Medicine, seperti dikutip dari laman Parents.

Berikut 4 cara yang bisa dilakukan saat berhubungan intim untuk mengurangi risiko kehamilan saat berhubungan intim.

1. Metode Penarikan (Withdrawal Method)

Salah satu teknik paling klasik dalam mencegah kehamilan adalah metode penarikan sebelum ejakulasi. Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi terjadi. Meskipun tampak sederhana, keberhasilan metode ini sangat bergantung pada kontrol diri dan kesadaran pasangan pria.

Namun, perlu diperhatikan bahwa cairan pra-ejakulasi atau precum tetap bisa mengandung sperma aktif, meskipun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan ejakulasi utama. 

“Karena sulit untuk memprediksi kapan pra-ejakulasi terjadi, metode penarikan seringkali berisiko dan tentu saja bukan metode yang paling dapat diandalkan," tutur Mark Trolice, M.D., seorang ahli endokrinologi reproduksi dan infertilitas dari My Fertility CARE: The IVF Center, Florid.

Planned Parenthood mencatat ketika dilakukan secara sempurna, metode ini hanya membuat 4 dari 100 wanita mengalami kehamilan. Namun dalam praktiknya, tingkat kegagalan lebih tinggi, dengan sekitar 22 dari 100 wanita tetap hamil setiap tahun akibat penggunaan metode ini secara tidak konsisten.

2. Menggunakan Kondom

Kondom baik pria maupun wanita, masih menjadi salah satu metode kontrasepsi yang paling mudah diakses dan digunakan. Selain berfungsi sebagai penghalang fisik terhadap sperma, kondom juga memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual.

Menurut data dari HHS Office of Women’s Health, risiko kehamilan saat menggunakan kondom pria berkisar 18% dan kondom wanita sekitar 21% jika tidak digunakan dengan sempurna. Namun ketika digunakan dengan benar setiap kali berhubungan, angka ini bisa ditekan menjadi sekitar 2% menurut Planned Parenthood.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menyatakan bahwa kondom pria efektif mencegah kehamilan hingga 80% jika digunakan dengan benar, sementara kondom wanita memiliki tingkat efektivitas sekitar 79%.

3. Berhubungan Intim di Luar Masa Subur

Salah satu strategi alami yang cukup populer adalah menghindari hubungan seksual saat masa subur. Ini bisa dilakukan dengan melacak siklus menstruasi dan menentukan kapan ovulasi kemungkinan besar terjadi.

Menurut The New England Journal of Medicine, pencatatan rutin siklus menstruasi dapat membantu memperkirakan dengan lebih akurat kapan seseorang mengalami ovulasi. Umumnya, ovulasi terjadi sekitar dua minggu sebelum menstruasi berikutnya bagi mereka yang memiliki siklus teratur. Bagi yang memiliki siklus tidak teratur, ovulasi biasanya jatuh antara 12 hingga 16 hari sebelum haid berikutnya.

“Jika jarang melakukan hubungan intim, ini memberi tahu Anda kapan harus melakukannya,” jelas James Goldfarb, M.D., direktur layanan infertilitas di Cleveland Clinic yang mengacu pada pentingnya mengetahui waktu ovulasi.

Saat ini, sudah tersedia banyak aplikasi pelacak kesuburan yang dapat membantu memantau masa subur secara lebih presisi.

4. Posisi Seksual yang Berpotensi Mengurangi Risiko Kehamilan

Walaupun tidak ada gaya bercinta yang benar-benar menjamin pencegahan kehamilan, beberapa posisi diduga bisa memengaruhi peluang terjadinya pembuahan.

"Sepengetahuan saya, tidak ada posisi atau tindakan seksual untuk mengurangi kemungkinan pembuahan, apalagi mencegahnya sama sekali, karena sudah melakukan penetrasi," tegas Dr. Donnica Moore, seorang pakar kesehatan seksual dan kesuburan.

Namun Moore juga menambahkan beberapa posisi mungkin memiliki pengaruh berdasarkan arah ejakulasi dan pengaruh gravitasi terhadap jalur masuknya sperma ke serviks.

Berikut beberapa posisi yang sering disebut dapat menurunkan kemungkinan kehamilan:

- Woman on Top (Cowgirl)

Dalam posisi ini, wanita berada di atas pria selama penetrasi. Secara teori, posisi ini membuat ejakulasi lebih jauh dari serviks, dan efek gravitasi bisa membuat sperma kesulitan mencapai tujuan.

- Posisi Berdiri

Berhubungan intim sambil berdiri diyakini dapat memanfaatkan gravitasi untuk menjauhkan sperma dari serviks. Namun, posisi ini membutuhkan keseimbangan dan koordinasi yang baik, serta bisa menyulitkan penetrasi yang dalam.

- Spooning

Posisi ini dilakukan dengan berbaring miring berdampingan, memungkinkan penetrasi yang lebih dangkal. Selain memberikan kenyamanan, spooning dianggap dapat mengurangi kemungkinan sperma mencapai serviks secara langsung.