Bagikan:

YOGYAKARTA - Kehamilan adalah masa yang sangat sensitif dalam kehidupan seorang wanita, terutama pada trimester pertama atau yang dikenal dengan hamil muda. Banyak pasangan suami istri yang bertanya-tanya, apakah aman berhubungan intim saat istri sedang hamil muda?

Meski secara medis aktivitas seksual saat kehamilan tidak selalu dilarang, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai, terutama jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam dampak negatif berhubungan saat hamil muda agar pasangan bisa lebih bijak dalam menjaga kehamilan.

Apa Itu Hamil Muda dan Mengapa Perlu Hati-Hati?

Hamil muda mengacu pada trimester pertama kehamilan, yaitu usia kandungan dari minggu ke-1 hingga minggu ke-12. Pada masa ini, janin masih dalam tahap perkembangan awal, organ-organ tubuh mulai terbentuk, dan rahim masih dalam proses adaptasi terhadap perubahan hormon.

Oleh karena itu, kondisi ini sangat rentan terhadap gangguan, baik dari dalam tubuh ibu maupun dari aktivitas fisik eksternal seperti hubungan intim yang terlalu agresif. Jika tidak dilakukan dengan cara yang tepat, dampak negatif berhubungan saat hamil muda bisa berisiko pada keselamatan janin maupun kesehatan ibu.

Dampak Negatif Berhubungan Saat Hamil Muda

  1. Risiko Keguguran

Salah satu dampak negatif berhubungan saat hamil muda yang paling ditakuti adalah risiko keguguran. Selama trimester pertama, janin belum sepenuhnya menempel kuat di dinding rahim. Gerakan yang terlalu intens saat berhubungan intim, tekanan di area perut, atau kontraksi akibat orgasme bisa merangsang rahim dan meningkatkan risiko lepasnya embrio.

Walaupun tidak semua kasus keguguran disebabkan oleh hubungan intim, bagi ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran, kehamilan lemah, atau perdarahan di awal kehamilan, sebaiknya hubungan seksual ditunda sementara waktu.

  1. Infeksi Saluran Reproduksi

Berhubungan intim tanpa pengaman saat hamil muda juga bisa meningkatkan risiko infeksi saluran reproduksi. Leher rahim (serviks) saat hamil cenderung lebih sensitif dan terbuka dibandingkan kondisi normal, sehingga lebih mudah terpapar bakteri atau virus dari luar.

Infeksi yang tidak ditangani dengan cepat bisa menyebar ke rahim dan mengganggu perkembangan janin. Ini termasuk infeksi jamur, bakteri vaginosis, atau infeksi menular seksual lainnya. Oleh karena itu, dampak negatif berhubungan saat hamil muda juga mencakup peningkatan risiko komplikasi akibat infeksi.

  1. Pendarahan atau Spotting

Beberapa wanita mungkin mengalami perdarahan ringan (spotting) setelah berhubungan saat hamil muda. Hal ini bisa disebabkan oleh iritasi pada serviks yang sensitif, namun dalam beberapa kasus juga bisa menjadi tanda keguguran dini atau kehamilan ektopik.

Jika spotting disertai kram hebat, nyeri punggung, atau darah yang keluar cukup banyak, sebaiknya segera konsultasi ke dokter. Karena itu, penting memahami bahwa dampak negatif berhubungan saat hamil muda bisa muncul dalam bentuk gejala ringan yang berpotensi berkembang menjadi masalah serius jika diabaikan.

  1. Ketidaknyamanan Emosional dan Fisik

Selain dampak medis, hubungan seksual saat hamil muda juga dapat menimbulkan ketidaknyamanan secara emosional maupun fisik. Perubahan hormon selama kehamilan bisa menyebabkan perubahan suasana hati, penurunan libido, atau bahkan rasa takut dan cemas saat berhubungan.

Jika pasangan tidak saling memahami kondisi ini, bisa terjadi tekanan psikologis yang mempengaruhi hubungan dan kehamilan itu sendiri. Maka dari itu, penting adanya komunikasi terbuka antara suami dan istri mengenai kesiapan dan kenyamanan dalam berhubungan intim selama kehamilan.

  1. Tekanan pada Rahim

Posisi atau gaya berhubungan intim yang tidak sesuai juga bisa memberikan tekanan langsung pada rahim. Pada trimester awal, meskipun perut belum terlalu besar, rahim sudah mulai berkembang. Tekanan fisik yang berlebihan dapat menyebabkan rasa nyeri atau bahkan memicu kontraksi dini.

Untuk mencegah dampak negatif berhubungan saat hamil muda ini, pasangan sebaiknya memilih posisi yang aman dan tidak memberikan tekanan pada area perut atau panggul ibu.

Kapan Harus Menghindari Hubungan Intim?

Berikut adalah beberapa kondisi ketika hubungan intim sebaiknya dihindari:

  1. Ibu hamil memiliki riwayat keguguran
  2. Adanya pendarahan atau bercak darah tanpa sebab jelas
  3. Plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir)
  4. Ketuban pecah dini
  5. Kehamilan kembar dengan risiko tinggi

Dalam kondisi tersebut, dokter biasanya akan menyarankan istirahat total (bed rest) dan menghindari hubungan seksual sementara waktu untuk menjaga stabilitas kehamilan.

Hubungan intim saat hamil muda tidak selalu berbahaya, namun perlu dilakukan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Memahami dampak negatif berhubungan saat hamil muda adalah langkah penting untuk menjaga keselamatan ibu dan janin. Konsultasikan dengan dokter kandungan sebelum melakukan hubungan seksual saat kehamilan, terutama jika ada riwayat medis tertentu.

Komunikasi yang baik antara pasangan, memahami perubahan tubuh ibu, dan menjaga keharmonisan emosional selama kehamilan akan sangat membantu menjaga kehamilan tetap sehat dan aman hingga masa persalinan tiba.

Untuk memperoleh refrensi lebih banyak, baca juga: Seks Saat Hamil Muda, Ini Posisi Aman yang Bisa Dicoba

Jadi setelah mengetahui dampak negatif berhubungan saat hamil muda, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!