YOGYAKARTA - Kehamilan tentunya sebuah anugerah dari Tuhan yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan. Untuk mendapatkan sebuah kehamilan, terkadang para pasangan harus menjalani usaha yang panjang dan berliku. Ada pasangan yang cepat hamil, tetapi ada juga yang harus menunggu untuk mendapatkan kelahiran seorang anak. Namun, apa saja penyebab program hamil gagal?
Dikutip dari laman Parents, mungkin banyak orang yang bertanya-tanya mengapa tidak juga mendapatkan kehamilan meski sudah menjalani berbagai upaya. Mungkin Anda sudah melepaskan alat kontrasepsi, melakukan perawatan kesuburan, atau meningkatkan intensitas hubungan seks. Peneliti menjelaskan bahwa gaya hidup dan faktor biologis tertentu memberikan peran penting dalam seberapa cepat dan mudahnya seseorang mendapatkan kehamilan.
Penyebab Program Hamil Gagal
Produk perawatan tubuh
Pakar mengatakan sebaiknya seseorang yang menginginkan kehamilan menghindari penggunaan produk perawatan terutama yang diberikan di sekitar vagina, misalnya douching. Douching merupakan cara atau teknis membersihkan vagina dengan air atau cairan khusus. Douching dapat dilakukan dengan menyemprotkan cairan ke dalam vagina.
Para ahli kesehatan memberikan saran, sebaiknya tidak melakukan douching yang disebabkan oleh berbagai alasan kesehatan, mulai dari infeksi vagina hingga infeksi menular seksual. Perawatan ini juga dikatakan berisiko mengubah pH vagina sehingga memiliki potensi mengganggu kesuburan. Selain itu, tidak disarankan juga menggunakan pelumas saat berhubungan. Jika ingin menggunakan pelumas, sebaiknya gunakanlah pelumas dengan aman bagi sperma.
Kehilangan masa subur
Tentu akan menjadi masalah jika Anda tidak mengetahui siklus menstruasi. Sebab, dalam setiap siklus hanya ada beberapa hari yang memberikan peluang besar untuk mendapatkan kehamilan. Peluang seseorang untuk hamil paling tinggi jika melakukan hubungan seks dalam periode waktu tersebut.
Hal ini memang terlihat mudah, tetapi tantangan utamanya adalah menentukan hari-hari paling subur. Khususnya bagi Anda yang periode menstruasinya tidak teratur. Anda dapat memanfaatkan kalender siklus menstruasi atau menggunakan aplikasi pelacak periode atau ovulasi untuk menandai waktu subur.
Tingkat stres tinggi
Stres tinggi juga dapat menjadi penghalang seseorang yang menginginkan kehamilan. Tingkat stres yang tinggi dapat menghambat peningkatan kadar kortisol alias hormon stres. Hormon ini akan memberikan dampak negatif pada ovulasi dan kesuburan.
Jika Anda merasakan kesulitan dalam mengelola stres, cobalah konsultasi dengan terapis dan belajar untuk mengelola stres.
Kesehatan pria
Sekitar 40 persen kasus infertilitas atau ketidaksuburan memang berkaitan dengan laki-laki. Selanjutnya, 40 persen terkait dengan wanita, dan 20% merupakan kombinasi keduanya.
Seorang yang menginginkan kehamilan harus memperhatikan kesehatan. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan untuk menambah kualitas sperma yaitu dengan mengupayakan tidur yang sehat sebagai prioritas. Penelitian menyimpulkan bahwa pria yang tidur kurang dari enam atau lebih dari sembilan jam per malam mempunyai kualitas sperma yang lebih rendah daripada mereka yang tidur tujuh atau delapan jam per malam.
BACA JUGA:
Usia
Selain itu, usia juga dapat berpengaruh terhadap kesuburan dan peluang seseorang untuk hamil. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), orang sehat yang berusia dua puluhan dan awal tiga puluhan mempunyai peluang sekitar 25% untuk hamil dalam siklus apa pun.
Selanjutnya, pada usia 40, peluang tersebut turun menjadi sekitar 10%, dan pada usia 45 tahun kesuburan sudah menurun drastis sehingga hamil secara alami menjadi sulit. Volume dan motilitas sperma akan menurun seiring pertambahan usia.
Demikianlah penjelasan mengenai penyebab program hamil gagal yang sebaiknya diketahui. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.