SURABAYA - Dalam menjaga kesehatan gigi, menggosok dengan pasta gigi memang sangat dianjurkan demi kesehatan gigi dan mulut. Di luar hal tersebut, pernahkan terbesit dalam benak Anda tentang mengapa kebanyakan pasta gigi beraroma mint? Mengapa tak menggunakan aroma lain?
Pasta Gigi Beraroma Cupcake
Meski kebanyakan beraroma mint, ada pula pasta gigi yang beraroma bacon dan cupcake. Sayangnya, berdasasarkan situs Reader’s Digest yang dilansir Rabu, 23 Februari, inovasi tersebut tak diproduksi lagi karena dinilai sulit untuk diterima masyarakat.
BACA JUGA:
Catalina Lee, dari Colgate Worldwide, Global Flavours and Fragrances, menjelaskan bahwa mint mengandung bahan aktif yang dikenal luas, menthol yang mampu menipu otak. Ia akan mengirimkan sinyal yang menciptakan sensasi es di mulut.
Sedangkan sensasi es akan meninggalkan sensasi segar dan bersih. Karena alasan inilah aroma mint dipilih untuk pasta gigi.
Sejarah Pasta Gigi
Sebelum memakai daun segar, mint, perusahaan tempat Lee bekerja di tahun 1800-an memakai minyak peppermint dan spearmint Amerika Utara untuk aroma pasta gigi. Sedangkan pasta gigi sendiri berdasarkan sejarah yang diterangkan oleh Lee, mulai dipakai sekitar 500 SM di Mesir.
Dipenanda waktu yang sama, orang Yunani dan Romawi Kuno diyakini juga telah menggunakan beberapa bentuk pasta gigi. Namun, orang Cina yang berkreasi dengan pasta gigi menggunakan bahan seperti ginseng, mint herbal, dan garam.
Aroma pasta gigi untuk anak, disesuaikan. Seperti ada stroberi, semangka, cokelat, dan permen karet. Tetapi tetap tidak bisa mengalahkan rasa mint yang sangat segar. Kebanyakan, aroma menthol dipadukan dengan aroma lain, seperti vanilla, cengkeh, kayu manis, dan rempah-rempah lain.
Fluoride dalam Pasta Gigi
Bahkan aroma buah, seperti semangka, jeruk, dan anggur juga pernah dikombinasikan tanpa mengurangi kesegaran mint.
Tahun 1950-an, mint hanya aroma pada pasta gigi saja. Setelah satu dekade penelitian dilakukan University of Indiana, Proctor & Gamble menambahkan fluoride ke pasta gigi.
Mengutip Forbes, penelitian tersebut mengklaim bahwa fluoride terbukti secara klinis mampu memerangi pembusukan. Kemudian produsen pasta gigi lain segera mengikuti menambahkan fluoride serta bahan lain untuk melawan gigi berlubang, penyakit gigi, dan karang gigi.