5 Makanan Pemicu Inflamasi Penyebab Penyakit Kronis yang Lebih Baik Dibatasi
Ilustrasi makanan pemicu inflamasi yang peril dihindari (Unsplash/Fernando Andrade)

Bagikan:

SURABAYA - Menjaga makanan jadi bagian dari gaya hidup sehat. Hal itu dilakukan demi mencegah penyakit kronis seperti jantung, diabetes, kanker, hingga Alzheimer. Berdasarkan penelitian, ada banyak makanan pemicu inflamasi yang kemudian berimbas pada penyakit di badan dan berbagai gangguan kesehatan.

Makanan Pemicu Inflamasi

Oleh karenanya, diet dan menjaga pola makan harus sangat diperhatikan. Banyak ahli menyarankan agar tak mengonsumsi makanan yang menyebabkan inflamasi.

Dilansir Eating Well, Rabu, 9 Maret, VOI merangkumkan jenis makanan yang perlu dibatasi untuk meminimalisir risiko inflamasi.

1. Olahan daging

Makanan dari daging segar mengandung protein hewani. Protein diperlukan oleh tubuh, tentu dengan porsi tepat. Sedangkan olahan daging yang menggunakan bahan tambahan, seperti nitrat sintetis dan garam, ini yang perlu dihindari.

Penelitian membuktikan bahwa rutin mengonsumsi daging olahan, berkaitan dengan tinggingnya lemak jenuh sehingga menyebabkan inflamasi. Maka, batasi konsumsi daging khususnya daging olahan. Pilih daging segar dan ukur porsinya secara tepat supaya enggak berisiko pada kesehatan.

2. Karbohidrat sederhana

Karbohidrat terbagi menjadi dua, karbohidrat sederhana dan kompleks. Karbihidrat kompleks terkandung dalam sayuran dan buah-buahan segar yang mengandung serat. Sedangkan karbohidrat sederhana terdiri dalam tepung halus yang seringkali lebih besar berefek pada gula darah.

Penelitian menghubungkan makanan karbohidrat sederhana dengan peningkatan peradangan. Pada seseorang yang sering mengonsumsi makanan ini, bisa memengaruhi sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Cara menghindarinya, pilih makanan biji-bijian 100 persen dan makanan segar yang mengandung serat.

3. Makanan manis

Berbagai jenis makanan manis, perlu dikenali mana yang sehat dan tidak. Menambahkan gula pada makanan, perlu dihindari. Dalam takaran tertentu, gula bisa memicu inflamasi pada tubuh. Gula bisa meningkatkan potensi obesitas dan diabetes. Sedangkan diabetes bisa lebih jauh memengaruhi kesehatan jantung.

American Heart Association merekomendasikan konsumsi maksimal 24 gram gula sehari. Tepatnya sejumlah 6 sendok teh. Untuk makanan lain, Anda perlu mengamati label komposisi. Gunanya untuk membatasi seberapa banyak Anda telah mengonsumsi makanan manis dalam sehari.

4. Makanan olahan

Tak hanya daging olahan, makanan olahan yang diproduksi untuk ready-to-eat atau grab-and-go perlu dipertimbangkan lagi supaya tidak sering dikonsumsi. Karena harganya tergolong murah, bahan, zat kimia tambahan untuk pewarna, dan perasa makanan mungkin akan menciptakan rasa sedap.

Namun kandungan tersebut bisa mengiritasi tubuh dan menyebabkan inflamasi. Apalagi tubuh akan lebih sensitif ketika terlalu sering mengonsumsi makanan tersebut.

5. Terlalu banyak asam lemak omega-6 dan kurang omega-3

Asam lemak omega-6 sebagian besar masuk dalam tubuh lewat mengonsumsi makanan yang diolah dengan minyak nabati, seperti minyak jagung, kedelai, dan bunga matahari. Dalam takaran pas, asam lemak jenis ini bisa dibilang sehat. Tetapi jika kebanyakan, bisa meningkatkan risiko inflamasi lho.

Asam lemak omega-3 bermanfaat mengurangi inflamasi. Artinya, kedua asam lemak sehat ini perlu seimbang dikonsumsi.

Selain lima daftar di atas, Anda juga perlu mengonsumsi makanan sehat dan bersifat alami dengan petunjuk porsi dan ukuran tepat.